Kementan Lirik Potensi Lahan di Ciwidey Bandung

Sukseskan Swasembada Bawang Putih 2012

Sabtu, 23 Juni 2018 – 17:28 WIB
Kelompok tani bawang putih Desa Panundaan Kecamatan Ciwidey. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BANDUNG - Ciwidey merupakan salah satu penghasil dan pemasok bawang putih untuk wilayah Jabodetabek. Sejak tahun 1979, Ciwidey sudah dikenal sebagai penghasil bawang putih khususnya bawang putih muda.

Selama kurun waktu 5 tahun terakhir ini, semangat petani bawang putih semakin tinggi mengingat permintaan pasokan dan harga sesuai dengan harapan para kelompok tani.

BACA JUGA: Tim Sergap Serap 3.295 Ton Beras di Jateng

Menurut Kepala Seksi Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Fely Fitriani, potensi pengembangan bawang putih di Kabupaten Bandung mencapai 10.000 ha, yang meliputi Kecamatan Pasir Jambu dan Ciwidey sekitar 5.000 ha, Kecamatan Cimenyan 3.000 Ha dan dan Kecamatan Pengalengan 2.000 Ha.

“Kami siap menyukseskan swasembada bawang putih 2021 sesuai amanah dan perintah dari Bapak Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman,” demikian disampaian Fely di Bandung, Sabtu (23/6/2018).

BACA JUGA: Lahan Kering Iklim Kering Harapan Pertanian Masa Depan

Menurut Muhtar, ketua kelompok tani Bawang putih Desa Panundaan Kecamatan Ciwidey bahwa luas tanam bawang putih eksisting mencapai 30 ha, dengan Varieteas yang ditanam meliputi Lumbu Hijau, Lumbu Kuning, Tawanmangu Baru dan Sangga Sembalun.

Produktivitas rata rata bisa mencapai 12 hingga 15 ton/ha. Harga panen basah mencapai Rp. 13.000/kg. Untuk panen muda harganya lebih tinggi yaitu Rp. 20.000/ha.

BACA JUGA: Lakukan Penipuan, Importir Bawang Bombai Untung Rp 1,24 T

“Alasanya karena selama ini pemasok bawang putih muda sebagian besar dipasok dari Ciwidey Kabupaten Bandung, sedangkan harga benih kami jual Rp. 60.000,” sebutnya.

Ketua Kelompok Sauyunan Desa Marga Mekar Kecamatan Pengalengan, Juhara menambhakan sentra bawang putih di wilayah kami sudah mengembangkan manajemen tanam yang disepakati oleh kelompok. Minimal harus ada tanam dan panen 2 ha per hari. Bila kurang dari 2 ha pasokan bisa berkurang masuk ke wilayah Jabodetabek.

“Wilayah kami tidak mengenal off season karena air tersedia sepanjang tahun. Kekurangan pasokan biasanya kami mengambil dari tegal,” ungkapnya.

“Permintaan pasokan selama ini dari Jakarta Bandung, Bogor. Permintaan Kebutuhan setiap hari 400 hingga 600 atau 3,6 ton per minggu dengan harga Rp. 15.000 per kg,” sambungnya.

Untuk diketahui, pertanaman pada bulan Oktober - November di Ciwidie dan sentra lainnya di peruntukkan untuk kebutuhan imlek di bulan Januari sampai pertengahan Februari dengan rata rata permintaan 5.000 - 7.000 kg per hari, harga rata 17-25 ribu per kg.

Menurut Agung Sunusi Kasubdit Bawang dan Sayuran Umbi Direktorat Jenderal Hortikultura bahwa Kabupaten Bandung sangat potensial untuk pengembangan bawang putih sekaligus menjadi penyangga nasional setelah Sembalun Lotim, Temanggung dan Magelang.

Selama 2 tahun terakhir alokasi APBN dialokasikan untuk support bantuan benih, pupuk organik, pupuk kimia, alsintan berupa kultivator dan pompa air serta bahan pengendali OPT ramah lingkungan.

“APBN hanya sebagai stimulan sehingga partisipasi dan swadaya petani menjadi salah kunci keberhasilan pengembangan bawang Putih nasional,” jelas Agung.

Disamping itu, kata Agung, mengingat potensi pengembangan bawang putih di Kabupaten Bandung yang cukup besar bisa mencapai 10.000 ha bahkan lebih. “Kedepan sangat prospektif menjadi mitra pengembangan wajib tanam dengan importir,” pungkasnya. (adv/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Blacklist Lima Perusahaan Importir Nakal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler