jpnn.com, PADANG - Pakar pangan Universitas Abdalas, Muhammad Makky mengapresiasi Kementerian Pertanian (Kementan) karena bisa memenuhi ketersediaan beras dalam negeri, terlebih pada momen Natal dan tahun baru.
Menurut Makky, jika dilihat dari tabel Bapanas terkait data BPS mengenai pengamatan November 2022 bahwa proyeksi produksi beras pada Desember 2022 mencapai 1,42 juta ton.
BACA JUGA: Kementan Sebut Kebutuhan Pangan Akhir Tahun Aman, Cabai dan Bawang Merah Terus Mengalir
Sementara pada Januari tahun ini mencapai 1,31 juta ton dan Februari diprediksi sebesar 4,32 juta ton.
"Artinya mulai dari tahun 2018, 2019, hingga 2022, Indonesia itu betul mengalami surplus produksi beras bahkan 2018, 2019, 2020 itu di atas 2 juta ton per tahun," ujar Makky dalam siaran persnya, Sabtu (7/1).
BACA JUGA: Champion Cabai-Bawang Binaan Kementan Berhasil Mengamankan Pasokan Saat Natal
Dia menambahkan pada tahu 2022 juga hampir mencapai 2 juta ton.
"Karena di sini tercatat angkanya 1,74 juta ton," tuturnya.
BACA JUGA: Menjelang Tahun Baru, Kementan Pastikan Distribusi Sembako Aman di Kota Surabaya
Dari sisi range konsumsi, kata Makky, kondisi perberasan setiap tahun rata-rata peningkatannya sebesar 0,5 juta ton.
Bahkan kalau dilihat dari angka tahun 2020, 2021, dan 2022 terlihat adanya penurunan tingkat konsumsi beras, sehingga peningkatan year on year itu tidak mencapai setengah juta ton.
"Kalau kami lihat dari 2022 dibanding 2021 itu hanya 0,2 juta ton atau hanya 200 ribu ton beras saja. Sedangkan peningkatan produksinya itu mencapai 600 ribu ton beras, artinya dari 1 tahun belakangan saja kamj sudah surplus," katanya.
Makky mengatakan dengan membaca berbagai data tersebut maka Februari mendatang kemungkinan besar akan terjadi panen raya dengan produksi bulan tersebut bisa surplus berbanding konsumsinya sebesar 1,81 juta ton.
Sebab, kata dia proyeksi panen raya pada Februari 2023 4,3 juta ton dan konsumsinya hanya 2,5 juta ton.
"Ini kami lihat juga bahwa tren peningkatan konsumsi itu setiap bulannya tidak jauh berbeda walaupun dia di Desember akhir tahun banyak perayaan ataupun misalnya kami lihat di Mei 2022 itu ada hari raya itu tetap rata-rata konsumsi sebesar 2,5 juta ton," ungkapnya.
"Jadi, di sini memang data yang di paparkan Bapanas pun menunjukan bahwa kalau kita lihat secara year on year Indonesia itu selalu surplus beras," sambungnya.
Sementara mengenai adanya kenaikan harga beras, menurut Makky, hal itu terjadi lantaran hraga beras di pasar Internasional mengalami ini akan.
Artinya kalau harga beras di pasar internasional turun, tentu harga beras di dalam negeri juga ikut turun.
"Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya berdasarkan data United Stated Departement of Agriculture (USDA) itu dari tahun 2020 harga beras di pasar internasional trennya selalu naik," pungkas Makky. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Gerakkan Penyuluh Sukseskan Genta Organik
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian