jpnn.com - BANJARBARU- Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian kembali memanfaatkan dan mengembangkan lahan rawa di Provinsi Kalimantan Selatan sebagai alternatif peningkatan produksi padi.
Program yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung swasembada pangan nasional.
BACA JUGA: Bawang Merah di Brebes Gagal Panen, Satgas Pangan Polri Lakukan Pendekatan Ini
"Salah satu program untuk mencapai swasembada pangan dapat dilakukan melalui optimalisasi lahan rawa dalam peningkatan produksi pangan. Program ini perlu melibatkan dukungan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh dan petani muda," ujar Mentan Amran.
Guna memaksimalkan hal tersebut, BPPSDMP pun menggelar evaluasi Upaya Khusus (UPSUS) Antisipasi Darurat Pangan yang digelar di Sekolah Menengah Kejuruan-Pembangunan Pertanian (SMK-PP) Negeri Banjarbaru, Kamis (2/5).
BACA JUGA: Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
Kegiatan kali ini mengundang Kepala BPPSDMP, Staff Ahli Menteri Pertanian, Kepala Pusat Penyuluhan, Direktur Pupuk dan Pestisida Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Plh. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se Kalsel dan Kepala UPT Kementan se Kalsel serta dan Penanggung Jawab UPSUS Provinsi Kalsel.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) bertujuan untuk melihat target dan progress kegiatan UPSUS darurat pangan di tiap kabupaten di Kalsel. UPSUS ini sendiri diantaranya terkait optimalisasi lahan rawa, pompanisasi dan padi gogo tumpangsari perkebunan.
BACA JUGA: Kementan Menggelar TOT Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional 2-4 Mei
Di Provinsi Kalsel ada sebelas kabupaten/kota yang masuk dalam UPSUS, yakni Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong, Barito Kuala dan Kota Banjarmasin.
Dalam kesempatan ini, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa swasembada beras berkelanjutan menjadi komitmen pemerintah dan lahan rawa menjadi solusi bagian penting bagi masa depan pertanian Indonesia.
Dedi juga mengajak semua tim UPSUS Antisipasi Darurat Pangan Provinsi Kalsel agar bekerja keras guna mencapai target yang telah disepakati.
"Target yang harus dicapai di Kalsel ada 46.340 Ha untuk optimalisasi lahan rawa, 100.704 Ha untuk pompanisasi dan 5.567 Ha untuk padi gogo tumpangsari perkebunan," ujarnya.
Dedi mengungkapkan bahwa peningkatan produksi padi melalui optimalisasi pemanfaatan lahan rawa berkelanjutan berbasis pertanian modern sangat diperlukan.
Hal itu sejalan dengan upaya mengatasi krisis pangan yang terjadi dewasa ini, karena adanya konflik dan El Nino yang terjadi sejak Februari 2023.
“Dampak dari El Nino stok beras turun signifikan, padahal di tahun-tahun dahulu bisa menghasilkan 32,5 juta ton, tahun ini hanya 30 juta ton beras, sementara jumlah manusia yang makan makin meningkat, hampir empat juta tiap tahunnya,” ungkapnya.
"Indonesia memiliki 33,3 juta Ha rawa dan sekitar 9,5 juta Ha potensial untuk lahan pertanian produktif. Maka, perlu segera dilakukan UPSUS Peningkatan Produksi Padi melalui Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Rawa Berkelanjutan Berbasis Pertanian Modern."
"Tahap awal akan dilakukan optimalisasi lahan rawa sebesar 400 ribu Ha pada sebelas provinsi di Indonesia dan pada Provinsi Kalsel sebesar 46,3 ribu Ha,” ujarnya.
Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Percepatan Peningkatan Produksi Pertanian, Muhammad Arsyad, mengatakan dari tiga klaster, Kalsel termasuk dalam pemantauan khusus.
“Saya memandang proses evaluasi yang dilakukan Kepala Badan sangat detail. Ini provinsi pertama yang mengevaluasi per kabupaten, per luasan, per areal dan perjenis bantuan,” ujar Muhammad Arsyad.
Sementara itu, tenaga Ahli Bidang Akselerasi Standardisasi dan Program Strategis Kementerian Pertanian, Abdul Haris Bahrun yang berkesempatan hadir memberikan apresiasi kepada Kepala Badan PPSDM.
"Kalau lahan yang sudah ada patoknya disegerakan tanam padi gogo, yang penting ada air, atau padi sawah yang digogokan yang saat ini ada sekitar 200 varietas,” ujar Haris.
Kepala Pusat Penyuluhan, Bustanul Arifin Caya mengatakan bahwa target dan progress UPSUS Darurat Pangan Provinsi Kalsel untuk optimalisasi lahan rawa adalah 46.340 Ha, dengan realisasi 6,636.30 Ha.
Kemudian, target pompanisasi 100,704 Ha dengan realisasi 3,377.50 Ha. "Untuk kebutuhan alsintan saat ini belum terealisasi, kami telah mengajukan mengajukan traktor roda dua dan traktor roda empat kepada Direktur Jenderal PSP," ujar Bustanul.
Menurut perwakilan dari Ditjen PSP, Dede Sulaiman mengatakan bahwa pembagian lahan berdasarkan cluster. Pekerjaan fisik penyelesaiannya dilakukan selama satu bulan sampai dengan satu bulan setengah.
Pada bulan Mei sudah akhir penyelesaian dokumen, minggu ke tiga SID klaster terakhir dan setelah SID kontrak fisik baru nanti tanam.
Sementara itu, Plh. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, Imam Subarkah mengharapkan agar kabupaten dan kota benar-benar mencari CPCL yang cocok untuk kegiatan ini dan bisa dipilih kelompok yang membutuhkan. Selain itu, kegiatan ini juga untuk mengetahui Sistem Investigasi dan Desain (SID) Optimasi Lahan Rawa. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan