jpnn.com, JAKARTA - Menanggapi beberapa kritik masyarakat terkait belum sinkronnya data perkebunan sawit di Indonesia, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan melakukan klarifikasi terhadap hal tersebut.
Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Irmiyati Rahmi Nurbahar menyatakan saat ini sedang dilakukan sinkronisasi untuk memperoleh satu data secara nasional dengan metodologi yang disepakati.
BACA JUGA: Pertumbuhan PDB Pertanian Sepanjang 2018 Melebihi Target
Kementan bersama Badan Informasi Geospasial (BIG), Kementerian ATR, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sedang melakukan konsolidasi data melalui penyamaan metodologi.
BACA JUGA: Penjelasan Terbaru BPN Seputar Wacana People Power
BACA JUGA: Kementan dan TNI AD Bahu-membahu Realisasikan Program Serasi
Secara khusus Kementerian Pertanian memang telah mempublikasi data luas areal publikasi kelapa sawit seluas 14.327.093 ha, dimana data tersebut diperoleh melalui metode sensus, survey/sampling, administrasi report dan sistem database secara online.
“Kami melakukan metodologi administrasi secara berjenjang mulai dari level terendah mantri perkebunan di kecamatan,” jelas Irmiyati seperti dilansir dalam siaran pers Humas Kementan, Sabtu (11/5).
BACA JUGA: Kementan Dorong NTB Genjot Ekspor Sarang Burung Walet
Lebih lanjut, Irmiyati menjelaskan Petugas kecamatan (mantri perkebunan/manbun) mengumpulkan data kelapa sawit dari berbagai sumber, antara lain petani/pekebun, kelompok tani, gapoktan, aparat desa, tokoh masyarakat, dll) dan selanjutnya dilaporkan ke level kabupatena/kota.
Verifikasi dan validasi data laporan selanjutnya melibatkan BPS dan instansi terkait lainnya di kabupaten/kota serta propinsi, hingga pada akhirnya disampaikan pada pemerintah pusat.
“Ditjen Perkebunan melakukan validasi dan sinkronisasi data level nasional bersama stakeholder lainnya sebelum mempublikasikannya pada publik", kata Irmiyati.
Ke depan dengan adanya upaya sinkronisasi data kelapa sawit ini, pihak Kementan sangat positif menyambut upaya ini. data luas perkebunan di seluruh Tanah Air akan menjamin penelusuran produk sawit yang lebih akurat dan transparan dari hilir ke hulu. Prinsip keberlanjutan (sustainability) dan keakuratan data akan terjaga sehingga tidak lagi muncul hambatan produk sawit Indonesia.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Akan Jadi Salah Satu Negara Perekonomian Terbesar lewat Pertanian
Redaktur : Tim Redaksi