Kementan Minta Petani Gunakan Irigasi Air Permukaan

Sabtu, 28 Januari 2017 – 18:56 WIB
Ilustrasi. Foto dok JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mendongkrak produksi pangan di musim kemarau.

Salah satu caranya, yakni dengan mengoptimalisasi pemanfaatan air permukaan.

BACA JUGA: Mentan: TNI Sudah Bergerak Selamatkan Petani

Direktur Irigasi Pertanian Kementan Tunggul Iman Panudju menyayangkan, saat ini tidak banyak petani di sentra produksi pertanian yang menggunakan irigasi air permukaan dalam mendorong produksi pangan.

Rendahnya ketersediaan air di musim kemarau seharusnya membuat petani bisa memanfaatkan sumber air permukaan melalui perpipaan dan perpompaan.

BACA JUGA: Pupuk Indonesia Siapkan Stok Melebihi Ketentuan

"Pemanfaatan air permukaan dengan irigasi perpipaan sistem gravitasi yang pendistribusiannya menggunakan pipa. Selain itu bisa juga melalui irigasi perpompaan, yang menggunakan pompa air dengan pendistribusian melalui saluran terbuka dan tertutup. Kedua sistem irigasi ini juga bisa dikombinasikan penggunaannya," ujar Tunggul.

Pada 2016, pengembangan irigasi perpipaan dan perpompaan sudah sebanyak 1.529 unit di Indonesia.

BACA JUGA: Salut, Rio Dewanto Rilis Film soal Konflik di Langkat

Upaya itu banyak dilakukan pada lahan-lahan kering atau tadah hujan yang memiliki indeks pertanaman (IP) 100, sehingga nantinya IP akan meningkat menjadi 200.

Syaratnya, harus dekat dengan sumber air.

Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, merupakan salah satu daerah yang sudah mengembangkan irigasi perpipaan dan perpompaan untuk peningkatan produksi tanaman pangan.

Kegiatan Irigasi perpipaan yang dilaksanakan pada lahan rawa lebak dengan memanfaatkan sumber air dari anakan sungai Musi.

"Dipompa dengan lima unit pompa dan ditampung dalam tower. Selanjutnya didistribusikan dengan pipa 8 inchi, dan di ujung pipa dipakaikan keran," papar Tunggul.

Potensi luas sawah sebesar 5.000 hektare (ha) dengan dibangun irigasi perpipaan dan perpompaan sebesar 1.867 ha. Lahan yang awalnya hanya bisa ditanami setahun sekali (IP 100), kini bisa ditanami padi dua tahun sekali (IP 200).

Wilayah lain yang juga melakukan hal itu adalah Kelompok Tani Bina Rawa, Desa Jaro, Kecamatan Jaro, Tabalong, Kalimantan Selatan.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berteduh di Gubuk, Buruh Tani Tersambar Petir


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler