Kementan Pangkas Anggaran Perjalanan Dinas Hingga Rp 800 M

Sabtu, 10 Februari 2018 – 22:09 WIB
Gedung Kementerian Pertanian. Foto IST

jpnn.com, BANJARMASIN - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sangat serius untuk mensejahterakan para petani. Salah satunya dengan memangkas habis anggaran ratusan miliar untuk produksi petani.

Total ada Rp 800 miliar anggaran perjalanan dinas dialokasikan ke peningkatan produksi tanaman pangan dan membantu petani.

BACA JUGA: Menteri Amran: Petani Bisa Sampaikan Keluhan kepada HKTI

Menurut Amran, bukan hanya perjalanan dinas, saat ini beberapa pos APBN kementerian pertanian juga ditiadakan, seperti untuk pengadaan mobil, kendaraan roda dua, dan lainnya.

"Ada sekitar 85 persen dari APBN Kementan dialokasikan untuk meningkatkan produksi seluruh sektor tanaman pangan dan membantu petani," ucap dia di Banjarmasin, Sabtu (10/2).

BACA JUGA: Mentan Amran Sulaiman: Moeldoko Tulus Membantu Petani

Dia lantas membandingkan dengan 2014, ketika itu anggaran 45 persennya untuk keperluan perjalanan dinas, cipika-cipika atau kegiatan serimonial yang tidak terlalu penting dan lainnya, sedangkan sisanya baru untuk peningkatan produksi.

"Seluruh biaya cipika-cipiki dan program yang tidak perlu, mulai kita hilangkan, saat ini, kita akan fokus ke produksi," tegas dia.

BACA JUGA: 2017, Nilai Ekspor Obat Hewan Tembus Rp 27,6 Triliun

Dia menambahkan, kebijaan anggaran itu sudah mampu meningkatkan kinerja sektor pertanian sangat signifikan, sehingga Indonesia, yang sejak beberapa tahun terakhir selalu mengimpor, kini mulai mengekspor.

"Itu baru satu kebijakan, kami sudah banyak membuat perubahan yang bisa mengangkat derajat petani, apalagi kalau diimbangi dengan kerja yang lebih giat," tambahnya.

Menurut Amran, 60 persen Indonesia adalah negara agraris, tetapi sektor pertanian sangat tertinggal. "Ini kondisi yang sangat memprihatinkan dan miris, sehingga petani Indonesia harus bangkit," katanya.

Dari kunjungan ke berbagai negara tambah dia, petani-petani di luar negeri merupakan petani yang sangat rajin, tetapi di Indonesia dikenal sebagai orang yang malas. Sehingga, revolusi pertanian harus terus digalakkan, bila perlu petani dan seluruh pihak terkait, bekerja hingga 20 jam sehari.

"Indonesia adalah negara yang subur dengan matahari yang selalu hadir selama 12 bulan, ini adalah nikmat yang luar biasa, yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya," tandas dia.(mg1/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Serap Gabah Targetkan Tuban Jadi Proyek Percontohan


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler