Tim Serap Gabah Targetkan Tuban Jadi Proyek Percontohan

Kamis, 08 Februari 2018 – 21:58 WIB
Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Tuban Murtadji bersama Aster Kasad Mayjen TNI Supartodi, Wabup Tuban Noor Nahar Hussein, dan stakeholders pada acara panen raya di Kecamatan Soko, Tuban, Kamis (8/2). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, TUBAN - Kementerian Pertanian bersama sejumlah pemangku kepentingan lainnya yang tergabung dalam tim serap gabah petani (Sergap) mengunjungi Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Tim ini dipimpin Aster KSAD Mayjen Supartodi dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) Kementan Sumarjo Gatot Irianto.

Kunjungan Tim Sergap disambut Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Hussein. Di lokasi, rombongan melaksanakan peninjauan langsung persiapan panen raya pada bulan Februari ini.

BACA JUGA: Tim Sergap Bayar Tunai Gabah Petani Tuban di Sawah

“Kabupaten Tuban adalah lumbung padi nasional. Ke depan, di sini akan dijadikan pilot project pengembangan di bidang pertanian,” ucap Supartodi di hadapan petani, Kamis (8/2).

Supartodi menambahkan, kesejahteraan petani harus diprioritaskan. “Para petani jangan dipersulit, tapi harus disejahterakan,” imbuh dia.

BACA JUGA: Mentan Optimis Tim Sergap Bakal Efektif Serap Gabah

Dia lantas memerintahkan anak buahnya untuk mendata luas sawah dan pemiliknya serta perkiraan panennya. Dengan demikian gabah yang baru dipanen bisa langsung diserap Tim Sergap.

“Petani dapat menerima langsung uang hasil panen saat itu dan juga pemerintah akan membeli semua hasil panen petani,” imbuhnya.

BACA JUGA: Mentan Tak Kenal Lelah Perjuangkan Kesejahteraan Petani

Sementara Wabup Tuban Noor Nahar Hussein mengatakan, produksi padi di daerahnya pada 2017 mencapai 627.774 ton. Jika dikonversi ke beras menjadi 395.122 ton.

Dari angka itu, Tuban surplus sebanyak 60,06 persen. “Hal menjadi prestasi bagi Kabupaten Tuban mengingat ketersediaan lahan pertanian yang menurun namun hasil panen mengalami peningkatan,” ungkap dia.

Besarnya surplus padi menjadi alasan Pemkab Tuban menolak impor beras. “Dikhawatirkan akan mengakibatkan kebingungan petani dan dapat menyebabkan harga jual gabah dan beras milik petani mengalami penurunan,” tegasnya.

Hussein menambahkan, Dinas Pertanian dan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Tuban akan terus mengawal transaksi jual beli gabah di sawah. “Kami setiap harinya akan mendata berapa jumlah gabah yang terjual dan besaran uang yang diterima petani,” terang dia.(mg1/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihat Nih, Kelompok Tani Nohu-Nohu Panen Padi


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler