Kementan Pastikan Bangkai Domba di Sungai Serang Semarang Negatif PMK

Kamis, 23 Juni 2022 – 23:13 WIB
Hasil laboratorium dengan uji real time PCR menunjukkan bangkai domba yang ditemukan di Sungai Serang, Semarang, negatif virus PMK pada spesimen atau sampel yang diambil. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, SEMARANG - Berdasarkan hasil uji laboratorium BBVeteriner Wates, Kementerian Pertanian (Kementan) menyimpulkan penyelidikan terhadap temuan puluhan bangkai domba di Sungai Serang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.

Sampel temuan ternak domba yang dibuang ke Sungai Serang, Semarang, diambil dan diuji PCR untuk memastikan adanya dugaan kematian akibat PMK.

BACA JUGA: Ada Kepastian soal Penanganan Wabah PMK, Alhamdulillah

Kepala Balai Besar Veteriner Wates (BBVet Wates) Hendra Wibawa mengungkapkan hasil laboratorium dengan uji real time PCR menunjukkan negatif virus PMK pada spesimen atau sampel yang diambil.

“Kami mengambil spesimen swab oral dan swab teracak dari domba yang sebelumnya ditemukan di sungai dan telah dikubur di sekitar lokasi penemuan bangkai. Hasil uji menyatakan negatif PMK,” jelas Hendra dalam siaran persnya, kamis (23/6).

BACA JUGA: Atasi Wabah PMK, Komisi IV Minta Segera Vaksinasi Hewan Ternak

Hendra mengatakan laboratorium penyidikan penyakit hewan di tempatnya telah menguji 97 sampel dari bangkai yang ditemukan.

“Jadi, tidak benar kematiannya akibat PMK. Kami pastikan secara pemeriksaan PCR dan masyarakat tidak perlu resah,” tambahnya.

BACA JUGA: Menko Airlangga: Percepat Vaksinasi, Cegah Meluasnya PMK!

Tim Investigasi gabungan BBVET Wates, Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen PKH, dan Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan Kabupaten Semarang telah melakukan penyidikan epidemiologi pada 21-22 Juni 2022 dengan menelusuri kasus, kemungkinan penyebab kematian dan faktor risiko, serta pengambilan sampel untuk peneguhan diagnosis laboratorium.

Mengenai kemungkinan penyebab kematian dan diagnosis, menurut Hendra, pihaknya memperhatikan mayoritas ternak domba berjenis kelamin betina.

Ada kemungkinan ternak indukan telah ditandai untuk tujuan tertentu.

“Kami menduga ada faktor kelelahan perjalanan jauh dari ternak ini. Faktor stres saat transportasi antardaerah sehingga kondisinya tidak sehat atau bisa disebabkan adanya infeksi penyakit. Kami masih lakukan pengujian lebih lanjutan untuk penyakit lain,” ungkap Hendra. (mrk/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler