Kementan Punya Strategi Khusus untuk Hadapi Pangan Global, Simak nih

Rabu, 31 Agustus 2022 – 19:30 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Foto: dok Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menjalankan strategi khusus untuk menghadapi krisis pangan global.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan strategi baru memang perlu disusun karena pembangunan pertanian saat ini sedang dihadapkan pada berbagai masalah.

BACA JUGA: Sukses Jalankan Fungsi Kehumasan, Kementan Raih Penghargaan Top GPR 2022

"Dunia sedang dihadapkan pada pandemi covid-19 yang belum kunjung usai, climate change, dan kondisi geopolitik dengan adanya perang antara Rusia-Ukraina,” ungkap Mentan SYL saat menghadiri rapat Kerja Komisi IV DPR RI bersama Menteri Pertanian, di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, (31/8).

Dia menambahkan setidaknya terdapat tiga strategi utama yang akan dijalankan oleh Kementan.

BACA JUGA: Kementan Dorong Pengembangan Komoditas Pisang Gapi Gorontalo

Pertama, peningkatan kapasitas produksi untuk komoditas yang mengendalikan inflasi, seperti cabai dan bawang.

Lalu peningkatan kapasitas produksi juga akan dilakukan untuk menekan impor.

BACA JUGA: DPR Apresiasi Kementan Atas Pencapaian Predikat WTP dan Swasembada Beras

“Untuk menekan impor maka kami akan tingkatkan kapasitas produksi kedelai, gula tebu, dan daging sapi,” ujar Syahrul.

Strategi kedua, Kementan akan mengembangkan komoditas yang dijadikan sebagai subtitusi impor.

Untuk pengganti gandum, Kementan akan mendorong budi daya ubikayu, sorgum, dan sagu.

Sementara untuk gula tebu, akan difokuskan untuk mengembangkan gula non tebu, seperti stevia, aren, dan lontar.

“Untuk pengganti daging sapi, kami akan kembangkan daging kambing, domba, itik, dan ayam lokal,” sebutnya.

Sementara strategi ketiga yang akan dilakukan adalah peningkatan ekspor.

Komoditas yang akan diprioritaskan adalah sarang burung walet, porang, ayam, dan telur.

Dia mengakui tantangan yang dihadapi saat ini memang luar biasa, sehingga diperlukan kerja sama semua pihak.

“Tahun 2023 itu menurut IMF (International Monetary Fund) dan Bapak Presiden (Joko Widodo) bahwa yang akan dihadapi adalah bukan sesuatu yang biasa-biasa saja,” imbuh Syahrul.

Indonesia, disebut Syahrul baru saja mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) atas ketangguhan sistem pangan dan pertanian dalam menghadapi tantangan yang tidak biasa.

Indonesia juga mendapat pengakuan atas keberhasilannya mencapai swasembada beras selama tiga tahun terakhir.

“Penghargaan itu merupakan pengakuan terhadap capaian kinerja selama ini dan sekaligus menjadi penyemangat kita dalam hadapi krisis pangan global,” pungkas Mentan SYL. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Gelorakan Program Jaga Pangan di Titik Terluar Indonesia, Ini Tujuannya


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler