Kementan Gelorakan Program Jaga Pangan di Titik Terluar Indonesia, Ini Tujuannya

Sabtu, 27 Agustus 2022 – 21:10 WIB
Irjen Kementan Jan Samuel Maringka menjadi pembina Apel Siaga Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Optimalisasi Fungsi Karantina Wilayah Perbatasan dan Wilayah Terluar di Tugu Prasasti Titik Nol Kilometer Kota Sabang, Provinsi Aceh, Sabtu (27/8). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, SABANG - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Inspektorat Jenderal (Itjen) memprakarsai program Jaga Pangan untuk menjaga ketersediaan, keamanan, dan stabilitas pangan.

“Itjen Kementan membentuk program Jaga Pangan yang dicanangkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) pada 20 April 2022,“ ujar Irjen Kementan Jan Samuel Maringka.

BACA JUGA: Bahas Ketahanan Pangan Global, Sekjen Kementan Pimpin Pertemuan Asean

Hal itu dikatakannya saat menjadi pembina Apel Siaga Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Optimalisasi Fungsi Karantina Wilayah Perbatasan dan Wilayah Terluar di Tugu Prasasti Titik Nol Kilometer Kota Sabang, Provinsi Aceh, Sabtu (27/8).

Jan Samuel menyebutkan program Jaga Pangan digerakkan mulai dari wilayah perbatasan, seperti Miangas, Rote, Entikong, Sabang, dan wilayah perbatasan lain. 

BACA JUGA: Kementan Salurkan Bantuan Bagi Peternak yang Terdampak PMK di Bali

“Harapannya dapat mewujudkan kedaulatan pangan dengan membangun ketahanan pangan dari titik-titik terluar Indonesia,“ ungkapnya.

Menurut Jan Samuel, pemahaman dalam menjaga pangan harus dimiliki semua pihak sehingga mendukung keberhasilan pembangunan pertanian.

BACA JUGA: Punya Sifat Ini? Bisa Jadi Anda Lebih Jahat daripada Iblis dan Firaun

 Kementan memandang perlu membangun sinergi dengan berbagai pihak untuk mengawal tercapainya keberhasilan program Kementan. 

“Selain karantina pertanian, jajaran TNI, Polri, Kejaksaan, Karantina Pertanian, dan Pemkot Sabang turut dilibatkan dalam program ini,“ kata Samuel.

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Peternakan Aceh pada 25 Agustus 2022, di Kota Sabang, tidak terdapat kasus atau zero PMK atau zero PMK.  

Sebelumnya, tercatat 34 kasus PMK di Kota Sabang, 33 di antaranya, dinyatakan sembuh dan 1 ekor mati. Secara keseluruhan 12 Kabupaten di Provinsi Aceh, sudah zero kasus PMK, sedangkan 11 kabupaten tingkat kesembuhan ternak sudah cukup signifikan.

Kasus ternak yang terinfeksi 47.126 ekor. Yang telah sembuh 46.193 ekor, potong paksa 63 ekor, mati 296 ekor, dan tersisa sakit 574 ekor. 

Ternak yang telah divaksin pada tahap pertama 2.700 ekor dan tahap II 24.956 ekor.

Di tengah mewabahnya PMK di sejumlah wilayah di Indonesia, Jan berharap Kota Sabang dapat mempertahankan penanganan PMK yang berjalan saat ini dan tetap menjadi zona hijau. 

“Saya meminta agar membatasi pergerakan dan memperketat keluar masuk lalu lintas hewan lintas negara, menutup jalur tikus yang berpotensi memasukan ternak secara ilegal,“ kata Jan Samuel.

Dia telah menugaskan para inspektur untuk turun langsung memantau dan mengendalikan wabah PMK secara efisien serta mematuhi SOP di berbagai wilayah. 

"Kami memonitor secara langsung dan mengevaluasi semua posko agar terintegrasi,” ujarnya.

Program Jaga Pangan juga diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan bersama terhadap penyakit PMK karena wabah dapat menyebar secara cepat melalui arus transportasi daging dan ternak terinfeksi serta melalui udara. 

“Karena itu, saya mengajak semua pihak untuk jaga pangan kita, menjaga ternak untuk mewujudkan ketahanan pangan di Provinsi Aceh,“ katanya.

Penyerahan bantuan dari Kementerian Pertanian secara simbolis untuk Kota Sabang dilakukan Jan Samuel dalam kesempatan tersebut.

“Bantuan yang diterima Wali Kota Sabang berupa paket disinfektan untuk penanganan PMK, ABT Kedelai seluas 50 ha untuk 10 Poktan, satu unit traktor roda dua, dan bantuan untuk penanganan virus LSD berupa vaksin 500 dosis,“ ujar Samuel. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler