jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus menjalankan program Upaya Khusus Sapi dan Kerbau Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) yang diluncurkan Mentan Andi Amran Sulaiman pada 2016 silam.
Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita, program itu telah meningkatkan populasi sapi dan kerbau yang signifikan.
BACA JUGA: Pasokan dan Harga Pangan di Bangka Belitung Terkendali
“Dari hasil Survei Antar Sensus (SUTAS) BPS 2018, pertumbuhan populasi sapi dan kerba sampai dengan akhir 2018 mencapai 17,91 juta ekor,” ujar dia dalam keterangannya, Sabtu (4/5).
Menurut dia, peningkatan ini disebabkan adanya intervensi pemerintah berupa kegiatan Gertak Birahi Inseminasi Buatan (GBIB) dari 2015 hingga 2016 dan dilanjutkan dengan Program Upsus Siwab sampai sekarang.
BACA JUGA: Petani Lada Belitung Semringah Sambut Program Kementan
“Sehingga, pada 2018 populasi meningkat. Padahal, pada 2013 hingga 2014 saat tidak ada program dari pemerintah, populasi hanya mencapai 14,24 juta ekor,” sebut Ketut.
I Ketut Diarmita menyampaikan, dampak dari program Upsus Siwab ini telah menumbuhkan kesadaran peternak untuk melakukan kawin suntik atau Inseminasi Buatan (IB).
BACA JUGA: Buwas: Bawang Putih Aman, Sudah Ditangani Pak Mentan
Selain itu, kelahiran ternak sapi dapat terdata secara realtime melalui ISIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional yang Terintegrasi).
Ketut menjelaskan, manfaat ekonomi yang diperoleh peternak melalui program Upsus Siwab berupa kelahiran pedet sebanyak 3.331.304 ekor (akumulasi kelahiran dari 1 Januari 2017 hingga 24 April 2019).
“Dengan alokasi APBN 2017-2019 sebesar Rp 1,7 triliun, program ini telah mempunyai manfaat ekonomi yang besar, jika diasumsikan harga pedet lepas sapih per ekor Rp 8 juta, maka nilai manfaatnya setara dengan Rp 26,65 triliun,” urai Ketut.
Sementara itu, untuk upaya mempertahankan populasi sapi dan kerbau, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan bekerja sama dengan Baharkam Polri melakukan pengendalian atau pelarangan pemotongan sapi betina produktif mulai 2017-2018 di 41 lokasi pada 17 provinsi.
Kegiatan ini juga menunjukkan hasil yang nyata, yaitu pada 2018 terjadi penurunan pemotongan sapi betina produktif sebesar 47,10 persen dibandingkan 2017.
Selain itu, untuk meningkatkan mutu genetik, Kementan juga melakukan pengembangan sapi Belgian Blue melalui Transfer Embrio (TE) dan Insiminasi Buatan (IB). Saat ini sudah ada sebanyak 281 ekor kelahiran dan 444 ekor sapi bunting (data per 24 April 2019), dari target kelahiran sebesar 1.000 ekor pedet Belgian Blue pada tahun 2019. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantuan Alsintan Kementan Berdampak Konkret Terhadap Pembangunan Pertanian
Redaktur : Tim Redaksi