jpnn.com, PALEMBANG - Kementerian Pertanian (Kementan) secepatnya menyelesaikan aturan yang menghambat percepatan pencairan kredit usaha rakyat (KUR) untuk alat mesin pertanian (alsintan) di Sumatera Selatan (Sumsel).
Dalam sehari, aturan yang menghambat langsung dituntaskan sehingga Provinsi Sumsel ditargetkan memiliki seribu unit taxi alsintan.
BACA JUGA: Kementan Dorong Grobogan Bisa Suplai Kebutuhan Benih Kedelai Nasional
"Alhamdulillah petani-petani kami mau beli sendiri. Tapi, jangan dibebani dengan persyaratan berat," tegas Direktur Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Kementan Andi Nur Alam Syah.
Hal itu dikatakannya dalam acara penyerahan alsintan pada Kegiatan Pengembangan Program Taxi Alsintan Melalui KUR Provinsi Sumsel di kantor Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Palembang, Kamis (24/2).
BACA JUGA: Kementan Pastikan Stok Daging Sapi Jelang Puasa sampai Lebaran Mencukupi
Sebelumnya, sejumlah calon penerima KUR alsintan mengeluhkan aturan yang rumit untuk mendapatkan alsintan.
Aturan tersebut seperti beban DP 30 persen, biaya administrasi Rp 500 ribu, biaya notaris Rp 2 juta, biaya asuransi Rp 6 juta, dan blokir angsuran Rp 32 juta.
BACA JUGA: Cara Kementan Dorong Petani Tanam Kedelai, Simak!
Karena itu, Nur Alam bersyukur sejumlah problem dalam penyaluran KUR alsintan ini bisa mulai teratasi sehingga para petani bisa langsung mendapatkan alsintan.
Utamanya terkait down payment (DP) atau uang muka KUR alsintan.
Petani kini hanya terbebani DP 10 persen yang sebelumnya 30 persen lewat sinergi dengan penyedia alsintan yang siap membantu membayarkan DP 20 persen.
Menurut dia, hal ini menunjukkan bahwa sudah ada sinergi yang baik antara semua stakeholder untuk menyukseskan program taxi alsintan ini.
Program ini diinisiatori langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo agar petani dan pelaku usaha di sektor pertanian bisa melakukan pengadaan alsintan secara mandiri melalui fasilitasi KUR.
"Bank Sumsel Babel, BNI, luar biasa. Saya akan minta nanti agar suatu saat ada penghargaan dari Pak Menteri karena sudah luar biasa membantu kelancaran tugas-tugas kami di Sumsel," kata Nur Alam.
Nur Alam menjelaskan, taxi alsintan sebenarnya merupakan program bersama untuk menghadirkan inovasi dan teknologi pertanian di tengah petani.
Dengan begitu, pemerintah, perusahaan alsintan, dan petani tidak lagi terlalu mengandalkan bantuan dari APBN maupun APBD.
"Hari ini, penyedian alsintan bukan lagi penyedia yang mencari sepotong kue dari kami, tapi berkolaborasi untuk hadirkan teknologi," jelasnya.
Jebolan magister teknik kimia Institut Teknologi Bandung ini memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan penyedian alsintan yang dengan sukarela bersedia memberikan insentif berupa keringanan DP bagi petani.
Petani yang semula terbebani DP 30 persen kini cukup membayar 10 persen.
Bagi Andi, ini menunjukkan bahwa semangat gotong royong dan kolaborasi betul-betul nyata dalam menyukseskan program itu.
"Apresiasi kami ke Pak Anis (Anis Nurdin, pimpinan PT Corin Mulia Gemilang) yang dalam kondisi ini sudah berjuang jadi tumpuan kami di lapangan," ungkapnya.
Nur alam menegaskan kehadiran alsintan kini betul-betul mulai dirasakan dampaknya bagi petani.
Tak ada lagi petani yang mengolah lahannya dengan menggunakan hewan ternak. Ketika panen, tak ada lagi yang menggunakan sabit.
"Semua dilakukan melalui mekanisasi pertanian. Transformasi yang kami lakukan selama tujuh tahun pemerintahan Presiden Jokowi berhasil. Kami terus lakukan perbaikan," urainya.
Pandemi Covid-19 membuat semua pihak, termasuk Kementan, mengubah pola kegiatan.
Salah satunya, pengadaan alsintan yang angkanya terus menurun yang biasanya nilai yang digelontorkan ke petani mencapai triliunan rupiah kini tinggal Rp 600 miliar dalam dua tahun ini.
"Di satu sisi, alsintan yang dikerahkan sejak 2015 saatnya tergantikan mengingat umur ekonomis alsintan biasanya hanya 5 tahun. Kalau ini gagal, mekanisasi kami bisa fatal," tegasnya.
Karena itu, Nur Alam menegaskan, program taxi alsintan yang digagas Menteri Syahrul merupakan ide yang cerdas dan brilian.
"Saya yakin ini bisa berhasil karena alsintan ini sangat kami butuhkan. Ini yang terjadi di Sumsel," ucapnya.
Nur Alam mengajak petani untuk menyukseskan program ini.
Dengan begitu, petani tidak lagi mengandalkan proyek pengadaan alsintan dari pemerintah.
Pada 2-3 tahun ke depan, pemerintah hanya menjadi fasilitator alsintan untuk memastikan petani tak memiliki kendala.
Selain itu, memastikan tak akan ada kredit macet dalam KUR alsintan.
"Kami bekerja sama dengan penyedia karena ini merupakan pola bisnis baru yang selama ini diabaikan penyedia alsintan," tegasnya. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi