Kementan Ungkap Strategi Pengembangan SDM Petani di Webinar UGM

Rabu, 21 Oktober 2020 – 17:01 WIB
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi saat mengikuti Webinar Strategi Pengembangan SDM dan Regenerasi Petani, yang digelar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Rabu (21/10). Foto: Humas Kementan RI.

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian mengungkap strateginya dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM), demi mewujudkan target mencetak petani milenial sekaligus melakukan regenerasi.

Strategi itu diungkap oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi, dalam Webinar Strategi Pengembangan SDM dan Regenerasi Petani, yang digelar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Rabu (21/10).

BACA JUGA: Mentan SYL: Perkuat Badan Karantina Pertanian untuk Menghadapi Tantangan Global

Dedi menyampaikan bahwa regenerasi dengan melahirkan petani milenial merupakan hal yang harus dilakukan. Apalagi, petani di Tanah Air saat ini didominasi usia tua.

“Data yang kita )kementan-red) miliki, petani tua masih mendominasi. Misalnya petani yang usianya antara 45-54 tahun, jumlahnya 9.185.564 atau 27 persen. Petani berusia 55-64 tahun ada 6.953.165 (21 persen), bahkan ada yang berusia di atas 65 tahun, jumlahnya 4.191.200 (13 persen),” terang Dedi.

BACA JUGA: Ombudsman Ungkap Dugaan Maladministrasi Usai Penangkapan Pedemo Tolak UU Ciptaker

Dari data yang sama diketahui bahwa petani berusia di bawah 25 tahun hanya berjumlah 885,077 (3 persen), usia antara 25-34 tahun 4.104.222 (12 persen), dan kategori 35-44 tahun berjumlah 8.168.578 (24 persen).

Sedangkan berdasarkan pendidikan, total terdapat 33.487.806 petani yang mengenyam pendidikan, baik lulusan SD sebanyak 22.241.837 (66 persen), pendidikan menengah 10.199.904 (31 persen), dan pendidikan tinggi 1.046.065 (3 persen).

BACA JUGA: BEM SI Ultimatum Jokowi, Ferdinand: Mahasiswa Mempersulit Hidupnya Sendiri

"Dari data dengan latar belakang pendidikan ini, rasanya tidak mungkin kita menggantungkan kebijakan atau berharap adanya inovasi. Inilah yang membuat BPPSDMP Kementan terus mendorong regenerasi," tegas Dedi.

Regenerasi juga penting dilakukan karena adanya tuntutan pasar, seperti masalah mutu berupa perubahan teknologi, pendapatan, pola makan, dan peningkatan konsumen khusus. Tuntutan lainnya adalah keamanan pangan menyusul adanya peningkatan kesadaran konsumen terhadap bahaya yang terdapat pada pangan.

"Ada beberapa masalah yang kita hadapi dalam pengembangan SDM pertanian. Seperti jumlah generasi muda yang ingin terjun ke dunia pertanian masih rendah," ungkapnya.

Selain itu, ucap Dedi, jumlah petani dan ketersediaan petani muda yang kompeten dan berdaya saing belum memadai, jumlah pengusaha muda sektor pertanian juga kurang. Berikutnya ketersediaan calon tenaga kerja dan tenaga kerja sektor pertanian yang bersertifikasi sesuai kebutuhan DUDI masih terbatas.

Untuk itu, Kementan melalui BPPSDMP mengambil sejumlah kebijakan pengembangan SDM pertanian. Di antaranya melakukan standarisasi dan sertifikasi profesi pertanian,  Regenerasi dan Penumbuhan Minat Generasi Muda Pertanian Penyuluhan pertanian berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

"Kita juga mengupayakan peningkatan taraf pelatihan hingga level internasional, serta pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kompetensi, dan penguatan kelembagaan petani," jelas Dedi.

Kementerian Pertanian juga menyiapkan encana aksi baik formal (pendidikan tinggi dan menengah), nonformal (pelatihan), maupun informal (penyuluhan). Termasuk melakukan sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dunia usaha dan industri. Tujuannya untuk peningkatan kapasitas SDM.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa SDM menjadi salah satu faktor kunci dalam mewujudkan pembangunan pertanian di Indonesia.

“Oleh karena itu, peningkatan dan pengembangan kapasitas sumberdaya manusia pertanian terus dilakukan agar terbentuk sumberdaya manusia yang profesional dan berdaya saing global,” katanya.

Mentan SYL menilai pengembangan SDM pertanian juga dapat dilakukan melalui penguatan kelembagaan petani. Sebab, kelembagaan petani menjadi tempat utama bagi petani dalam kegiatan belajar dan bekerja sama untuk meningkatkan produktivitas usaha taninya.

"Pengembangan sumberdaya manusia pertanian melalui kelembagaan petani ini dapat dilakukan dengan pelatihan-pelatihan pertanian,” pungkasnya.(*/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler