jpnn.com, JAKARTA - Kementerian BUMN mendukung PT Pupuk Indonesia sebagai induk holding BUMN pupuk untuk menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi bagi petani jelang musim tanam kedua pada Mei-Juni nanti.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan pihaknya meminta agar kegiatan produksi dan distribusi pupuk yang dilaksanakan Pupuk Indonesia bersama anak perusahaannya tetap berjalan lancar demi menjaga ketahanan pangan Indonesia di tengah pandemi COVID-19.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Bagikan Ratusan Paket Sembako Kepada Masyarakat Jakarta Barat
"Yang harus dijaga adalah Pupuk Indonesia dan semua anak usahanya untuk menjamin ketersediaan pupuk, sehingga dengan ketersediaan pupuk tersebut membuat petani tetap bisa bercocok tanam," kata Arya, Rabu (6/5).
Kelancaran distribusi dan ketersediaan pupuk bersubsidi, menurut Arya, berperan dalam mewujudkan ketahanan pangan pada masa pandemi. Karena itu, penting untuk BUMN menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi agar petani tetap produktif menghasilkan pangan.
BACA JUGA: Kuartal I 2020, Volume Produksi Pupuk Indonesia Grup Capai 3.1 Juta Ton
"Kelancaran produksi dan distribusi pupuk bisa membuat ketahanan pangan di tengah pandemi terbantu. Makanya, kami tetap dorong Pupuk Indonesia agar tetap bisa berproduksi dan mendistribusikan pupuk ke petani dengan baik," ujar Arya.
Terpisah, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat menyebut stok pupuk bersubsidi yang disiapkan hingga Lini IV atau di level kios sebesar 1,27 juta ton.
BACA JUGA: Soal Mudik, Kemenhub: yang Diatur itu Pengecualian Untuk Kepentingan Khusus
Berdasarkan stok pupuk bersubsidi Nasional per 4 Mei 2020, stok yang tersedia dari Lini II sampai Lini IV, yakni untuk pupuk urea sebanyak 719.532 ton; NPK sebanyak 273.550; SP-36 sebanyak 93.711 ton; ZA sebanyak 132.264 ton; dan Organik 51.179 ton.
Ketersediaan stok tersebut lebih dari cukup jika dibandingkan dengan stok minimum yang harus disiapkan yakni sebesar 285.096 ton atau cukup untuk kebutuhan dua minggu.
Ada pun sepanjang kuartal I-2020, PT Pupuk Indonesia mencatatkan volume produksi sebesar 3.104.341 ton sampai akhir Maret 2020, atau meningkat 14,15 persen dibanding periode tahun lalu sebesar 2.664.924 ton.
"Kinerja produksi kami selalu menunjukkan pertumbuhan di setiap tahunnya, terutama sejak berbagai upaya transformasi yang dicanangkan sejak 2017," tandas Aas.(ANTARA/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy