jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pemerintah menyasar peluang investasi di tiga sektor infrastruktur, yakni jalan tol, pelabuhan, dan bandara melalui lembaga pengelola investasi Indonesia Investment Authority (INA).
"Kami berharap bisa membawa modal yang diperlukan untuk investasi infrastruktur guna menjamin Indonesia mendapatkan manfaat di masa depan," kata Kartika Wirjoatmodjo dalam keterangan resmi, di Jakarta, Kamis (11/3).
BACA JUGA: Kemenperin Catat 81 Proyek Investasi Diprediksi Serap 125.286 Tenaga Kerja
Menurut dia, beberapa poyek yang dibidik bisa mendapatkan investor yakni, proyek jalan tol Trans Jawa dan Trans Sumatera.
Sementara itu, Kartika menyebut, ada 24 daftar pertama konsesi jalan tol yang saat ini sedang dibahas pemerintah bersama INA untuk peluang ekuitas sekitar Rp 34 triliun.
BACA JUGA: Bea Cukai Pikat Investor dengan Kawasan Berikat Demi Tingkatkan Investasi dan Ekspor
"Kedua proyek jalan tol itu dioperasikan oleh tiga operator jalan tol utama BUMN, yakni PT Waskita Karya, PT Jasa Marga, dan PT Hutama Karya," papar dia.
Kartika menjelaskan, ragam kolaborasi juga terlihat pada sektor pelabuhan dengan empat proyek, yaitu Pelabuhan Kontainer Belawan di Medan, CT2 dan CT3 di Kalibaru, Jakarta, Teluk Lamong di Surabaya, dan juga Pelabuhan Baru Makassar.
BACA JUGA: Menperin Optimistis Cadangan Nikel Jadi Daya Tarik Investasi Indonesia
Lebih lanjut, untuk sektor bandara, pemerintah dan INA bekerja sama melalui Sovereign Wealth Fund (SWF).
"Untuk membawa mitra baru untuk proyek pengembangan beberapa bandara agar menjadi hub dalam negeri melalui peningkatan efisiensi operasional," jelad Kartika.
Pada tahap awal, kata dia, pemerintah menggaet investasi untuk Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Cargo Village di Jakarta, dan Bandara Hasanuddin di Makassar.
"Untuk melancarkan upaya pembangunan dengan hasil yang terbaik, kami bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dalam mengakomodir struktur konsorsium INA, sementara mereka berinvestasi di bandara," kata Kartika.
Dia tidak menampik, kehadiran INA bertujuan memberikan pilihan kepada para investor untuk menanamkan modal di Indonesia. Investor dapat berinvestasi melalui pembelian saham, pembelian surat berharga negara, berinvestasi melalui BKPM, dan juga bisa melalui partnership.
"Target penyerapan investasi periode pertama INA adalah infrastruktur trasportasi, karena sektor ini disiapkan untuk menjaga peningkatan demand atau permintaan saat ekonomi pulih," sebut Kartika. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia