jpnn.com, JAKARTA - Kementerian BUMN terus mendorong jajaran perseroan pelat merah untuk mengusung prinsip ekonomi hijau dalam bertransformasi.
Ekonomi hijau atau green economy telah ditetapkan menjadi salah satu strategi utama Pemerintah Indonesia dalam mempercepat pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19 dan mendorong terciptanya pembangunan ekonomi yang inklusif serta berkelanjutan.
BACA JUGA: Erick Thohir: BUMN Siap Perkuat Industrialisasi Pangan
Ekonomi hijau juga telah dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Tiga program yang menjadi prioritas yakni peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta pembangunan rendah karbon.
BACA JUGA: PPP Bakal Bawa Nama Erick Thohir ke KIB untuk Pilpres 2024
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan transformasi yang dijalankan oleh perseroan pelat merah harus menjunjung prinsip transformasi energi bersih, sekaligus mengakselerasi ekonomi hijau.
Erick berharap jajaran BUMN energi seperti PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan industri minerba dapat menjalankan komitmen tersebut.
BACA JUGA: SIG Raih Apresiasi ASEAN Corporate Governance Scorecard
Erick menegaskan upaya agresif BUMN untuk bertransformasi dengan melakukan berbagai program dan inovasi model bisnis harus memandang tanggung jawab untuk mengurangi emisi bukan sebagai beban.
Sebaliknya, misi ini harus dipandang sebagai peluang untuk melakukan transformasi ekonomi yang rendah karbon.
Beberapa dampak seperti udara yang lebih bersih dan berkurangnya ancaman bencana hidrometeorologi akibat terjadinya perubahan iklim.
Serangkaian strategi dan sinergi telah ditempuh oleh Kementerian BUMN bersama jajaran perseroan pelat merah sebagai bagian dari transformasi bisnis mendukung misi ekonomi hijau.
Salah satu wujud nyata peran aktif yakni kolaborasi antara Pertamina, PLN, dan PT Pupuk Indonesia (Persero) dalam mewujudkan Green Industry Cluster melalui penyediaan energi baru terbarukan (EBT) dalam pengembangan green hydrogen dan green ammonia. Ketiganya telah meneken nota kesepahaman pada awal 2022.
Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury menyatakan Indonesia berkomitmen mencapai Net Zero Emission pada 2060 serta mengurangi emisi gas rumah kaca berbasis National Determined Contribution (NDC) hingga 29% pada 2030. Langkah ini sebagai bagian dari pemenuhan Paris Agreement dan COP26.
Dalam mencapai target tersebut, Pahala menilai peran BUMN sangat signifikan khususnya tujuh perseroan pelat merah terbesar termasuk Pertamina, PLN, dan Pupuk Indonesia.
Bauran EBT telah ditargetkan dalam RUPT sebesar 23% pada 2025.
Pahala menegaskan transisi energi akan menjadi langkah besar bagi BUMN untuk mewujudkan ketahanan energi nasional yang berkelanjutan.
Selain energi listrik, dia menyebut terdapat tiga energi bersih lainnya yang sangat berpotensi digunakan oleh Indonesia yakni biomassa, biofuel, dan panas bumi.
"Ini adalah tiga dari energi terbarukan yang menurut kami dibutuhkan Indonesia untuk benar-benar membangun keunggulan kompetitif kami," ujarnya.
Inisiatif Green Industri Cluster telah ditetapkan sebagai bagian dari Strategic Delivery Unit (SDU) Kementerian BUMN pada 2022.
Kesepakatan itu sekaligus menjadi dasar sinergi BUMN dalam menciptakan kerangka kerja pengembangan yang lengkap dan terstruktur atas kegiatan dekarbonisasi sektor industri, baik melalui utilisasi sumber-sumber energi terbarukan maupun mitigasi atas emisi pemanfaatan energi fosil melalui teknologi carbon capture storage/carbon capture utilization and storage (CCS/CCUS).(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada