jpnn.com, JAKARTA - Plt. Direktur Konservasi Energi, Hendra Iswayuhdi menyampaikan krisis energi global mendorong negara-negara di dunia untuk mempercepat proses transisi energi.
Dunia global ingin pasokan energi yang lebih bersih dan pemanfaatan energi yang lebih efisien dan bertanggung jawab.
BACA JUGA: G20 Beres, Menteri ESDM dan DPR Diingatkan soal Tan Paulin
Hal itu disampaikan Hendra saat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) menggelar Workshop Inovasi Efisiensi Energi di Smart Meeting Room FTUI, Kamis (17/11).
"Pemerintah melalui Kementerian ESDM terus melaksanakan berbagai program dan kegiatan guna mendorong pemanfaatan energi secara efisien dan bertanggung jawab, melalui efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan sekaligus mendukung pencapaian target Nationally Determined Contribution (NDC)," ungkap Hendra saat membuka workshop.
BACA JUGA: Schneider Electric Indonesia Raih Penghargaan dari Kementerian ESDM
Workshop ini diharapkan mampu membangun kolaborasi akademisi dan industri dengan menghadirkan narasumber dari beberapa penerima Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi Tahun 2022.
"Dapat menjadi penghubung antara sektor industri dan akademisi serta membuka gagasan baru pada program efisiensi energi di mana gagasan tersebut dapat diangkat dan masuk ke dalam ajang Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi (PSBE)," ujarnya.
Hendra juga berharap dapat muncul ide-ide baru yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh akademisi dapat diangkat dan masuk di ajang Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi.
Koordinator Bimbingan Teknis dan Kerjasama Konservasi Energi Kementerian ESDM, Hendro Gunawan menerangkan terdapat beberapa program efisiensi energi yang dilakukan oleh Kementerian ESDM.
Pertama melakukan standarisasi dan pelabelan hemat energi bagi peralatan yang menggunakan energi di rumah tangga, bangunan dan industri.
Penerapan teknologi hemat energi pada penggunaan kendaraan listrik, kompor induksi. Penerapan manajemen energi dengan mengadopsi SNI ISO 50001 di sektot ESDM, industri dan bangunan.
Pengembangan Bisnis Konservasi Energi guna mendorong peran ESCO, pembiayaan inovatif untuk proyek efisiensi energi.
Selain itu, memberikan Awareness dan Awards dengan memberikan sosialisasi besar-besaran penghematan energi dan penghargaan dalam berbagai kategori.
"Banyak potensi yang bisa kita lakukan untuk penghematan energi. Jadi, potensi penghematannya itu bisa sekitar 30 sampai 40 persen", ujar Hendro.
Hendro mengungkapkan upaya konservasi energi dapat diterapkan dari sisi suplai maupun sisi beban, sampai seluruh tahapan pemanfaatan energi.
Di sisi beban, budaya hemat energi harus menjadi kebiasaan yang ditanamkan sejak dini.
Hendro mengajak peserta yang hadir untuk dapat melakukan kebiasaan-kebiasaan kecil dalam menghemat energi.
"Kami selalu mengkampanyekan budaya hemat energi. Jadi yang pertama ini matikan lampu, cabut colokan jika tidak terpakai, kemudian yang terakhir dengan memilih alat elektronik yang memiliki label hemat energi," ungkap Hendro. (jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul