Kementerian PUPR Sebut Bendungan Semantok Memperkuat Ketahanan Pangan Jatim

Selasa, 08 Juni 2021 – 21:32 WIB
Bendungan Semantok, di Jawa Timur tengah dibangun Kementerian PUPR. Foto: Kementerian PUPR

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah melakukan pembangunan Bendungan Semantok, di Jawa Timur.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan tersebut sebagai upaya pemerintah dalam memperkuat ketahanan air dan pangan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Sebagai salah satu Program Strategis Nasional, pembangunan Bendungan Semantok ditargetkan rampung dan mulai pengisian awal (impounding) pada 2022.

BACA JUGA: Kementerian PUPR Gelar Lomba Video Pendek, Berhadiah Rp50 Juta, Yuk Ikutan

Menurutnya, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan.

“Dengan demikian pembangunan bendungan yang diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Kementerian PUPR Dorong Produsen Baja Tingkatkan Kapasitas Rantai Pasok

Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sungai Brantas telah memulai pembangunan Bendungan Semantok sejak Desember 2017 dengan progres saat ini telah mencapai 76 persen.

Basuki menyebutkan biaya konstruksi sebesar Rp 1,7 triliun.

Pelaksanaan pembangunan terdiri dari dua paket pekerjaan, yakni paket 1 dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya – PT Pelita Nusa Perkasa, KSO, dan paket 2 menggandeng PT Hutama Karya – PT Bahagia Bangunnusa, KSO.

Bendungan Semantok didesain dengan tipe zonal inti tegak yang memiliki tinggi 34 meter, lebar puncak bendungan 9 meter dan panjang puncak bendungan 3.100 meter.

"Dengan volume tampung 32,67 juta m3 dan luas area genangan 365 hektar, bendungan ini berfungsi untuk menyalurkan air saat musim kemarau guna mencegah terjadinya kekeringan pada areal persawahan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi pertanian di daerah tersebut," ujarnya.

Basuki mengatakan tidak hanya dapat memasok air untuk irigasi seluas 1.900 hektare, bendungan yang terletak di aliran Sungai Semantok juga mampu mengurangi risiko banjir sebesar 137 m3 per detik.

"Pemeliharaan sungai di hilir bendungan sebesar 30 liter per detik dan penyedia air baku sebesar 312 liter per detik," ungkapnya.

Dia berharap kehadiran Bendungan Semantok akan dimanfaatkan sebagai pengendali banjir di Kecamatan Rejoso untuk menahan air yang berlimpah saat musim hujan, serta memiliki potensi sebagai produksi air baku, dan pariwisata yang dapat menumbuhkan ekonomi lokal.

Selain itu, Basuki mengatakan dengan diselesaikannya Bendungan Semantok, nantinya akan menambah daftar bendungan di Jawa Timur serta menyusul pembangunan empat bendungan lainnya yakni Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek, Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo, dan Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro.

"Dari empat bendungan tersebut, pembangunan Bendungan Tukul telah rampung dan diresmikan oleh Presiden RI pada 14 Februari 2021 lalu," kata Basuki. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler