Kementrian LHK & BEF Bekerja Sama untuk Pencapaian FOLU Net Sink 2030

Jumat, 28 Juni 2024 – 08:17 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar (kiri) memberikan pemaparan pada panel pleno Menteri di Oslo Tropical Forest Forum 2024, Norwegia, Selasa (25/06/2024). Foto: Antara/HO/KLHK

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Bezos Earth Fund (BEF) untuk mencapai tujuan Indonesia berdasarkan rencana kerja upaya-upaya pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) dan FOLU Net Sink 2030.

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menyatakan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukannya bersama Senior Fellow BEF Lord Zac Goldsmith, saat sesi khusus Indonesia pada Oslo Tropical Forest Forum (OTFF) 2024 di Norwegia, Selasa (25/6/)

BACA JUGA: Menteri LHK Siti Nurbaya Teken Kerja Sama dengan Bezos Earth Fund di Oslo

"Penandatanganan MoU antara KLHK dan Bezos Earth Fund (BEF) ini dimaksudkan untuk mendukung kerja multipihak dari sektor swasta dan filantropi, serta kesejahteraan masyarakat lokal dan adat. Saya yakin bahwa kemitraan baru ini akan produktif di tahun-tahun mendatang," ujar Menteri LHK Siti Nurbaya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (27/6).

Siti Nurbaya menyampaikan bahwa Indonesia berhasil mengendalikan kebakaran hutan selama periode El Nino yang berkepanjangan baru-baru ini.

BACA JUGA: Menteri Siti Nurbaya, Perhutanan Sosial: Evolusi, Upaya Negara Mewujudkan Keadilan Pengelolaan Lahan

Dengan begitu, tetap memastikan target iklim FOLU Net Sink 2030 tetap berada pada jalurnya.

Menteri LHK Siti Nurbaya menyatakan kolaborasi ini berakar pada pengakuan dan komitmen bersama atas sejumlah hal, yakni dukungan terhadap Kepemimpinan Iklim Indonesia dengan mengakui target ambisius Indonesia untuk mencapai penyerapan bersih karbon dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya pada tahun 2030, sejalan dengan perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris dan Konvensi Keanekaragaman Hayati.

BACA JUGA: Peringati Hari LH Sedunia 2024, KLHK Membahas Dampak Urban Heat Island Bersama ITS

Perluasan upaya konservasi berupa komitmen untuk memperluas target perhutanan sosial, termasuk pengakuan hukum atas hutan adat, yang ditujukan untuk konservasi keanekaragaman hayati dan praktik pengelolaan lahan berkelanjutan.

Pembentukan kawasan konservasi melalui inisiatif untuk mengelola kawasan konservasi yang ada dan membangun Taman Nasional baru di kawasan keanekaragaman hayati utama, untuk menjaga keanekaragaman ekologi dan meningkatkan ketahanan lingkungan.

Kemitraan Inovatif: Pengembangan kemitraan konsesi konservasi dalam konsesi penebangan, yang awalnya mencakup wilayah yang luas dan bertujuan untuk memperluas secara cepat guna melindungi ekosistem penting melalui izin inovatif dan revisi rencana bisnis.

Dialog Kebijakan dan Penyelarasan Teknis: Fasilitasi dialog kebijakan untuk menyelaraskan metodologi Indonesia dengan standar global, memastikan pengakuan dan dukungan internasional terhadap praktik kehutanan dan penggunaan lahan yang berkelanjutan.

Kemudian keterlibatan multisektoral yakni keterlibatan dengan beragam pemangku kepentingan, termasuk komunitas lokal dan mitra internasional, untuk memastikan strategi implementasi yang komprehensif dan inklusif.

"Kemitraan ini menggarisbawahi komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati, dan ketahanan iklim. Hal ini memanfaatkan keahlian dan sumber daya untuk mencapai dampak transformatif pada lanskap lingkungan hidup Indonesia," ujar Siti Nurbaya.

Menteri LHK Siti Nurbaya meyakini dengan dukungan ini semakin bisa terwujudkan kerja bersama antarsemua pemangku kepentingan, yakni Pemerintah, Pemda, LSM, dunia usaha dan komunitas, khususnya untuk penguatan konservasi dan kinerja restorasi hutan serta hutan adat. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler