Kemnaker Dorong BLK Komunitas Cetak SDM Siap Kerja di Dalam dan Luar Negeri

Rabu, 07 April 2021 – 12:52 WIB
Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan, Dita Indah Sari mengatakan Balai Latihan Kerja Komunitas harus mampu mencetak tenaga kerja yang siap masuk ke pasar dalam maupun luar negeri. Foto: Kemnaker.

jpnn.com, MANGGARAI BARAT - Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan, Dita Indah Sari mengatakan Balai Latihan Kerja Komunitas harus mampu mencetak tenaga kerja yang siap masuk ke pasar dalam maupun luar negeri.

Oleh karena itu, kata Dita, dalam pelaksanaannya BLK Komunitas harus melibatkan industri lokal, asosiasi industri, dan perusahaan penempatan tenaga kerja luar negeri sejak proses perencanaan pembangunan BLK, pelatihan, hingga pascapelatihan.

BACA JUGA: Menaker Ida: Pengelola BLK Komunitas Harus Merangkul Semua Kalangan

Dita mencontohkan BLK Komunitas yang menggelar pelatihan sektor pariwisata.

Menurut dia, dalam mengembangkan SDM sektor pariwisata ini BLK Komunitas harus menjalin komunikasi dan kerja sama dengan asosiasi industri seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

BACA JUGA: Dita Indah Sari Nilai Tekad Presiden Jokowi Sudah Tepat

Hal ini supaya lulusan BLK Komunitas benar-benar memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh industri pariwisata setempat.

“Kita harus bersinergi antara pegiat pariwisata dan para praktisi pariwisata, asosiasi pariwisata dalam hal ini PHRI serta dengan pemerintah daerah,” kata Dita dalam Sosialisasi BLK Komunitas Bidang Wisata dan P3MI Wilayah Labuan Bajo di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa (6/4).

Selain asosiasi industri setempat, kata Dita, pengembangan BLK Komunitas bidang pariwisata ini juga dapat menjalin kerja sama dengan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).

Sehingga, pelatihan yang diselenggarakan tidak hanya sesuai dengan kebutuhan pasar kerja lokal, namun juga luar negeri.

Menurutnya, dalam sektor pariwisata ada 20 keterampilan beririsan dengan yang dibutuhkan oleh PMI.

Artinya, ketika BLK Komunitas mampu menjalin kerja sama dengan PHRI dan P3MI, maka lulusan pelatihan dapat bekerja di dalam maupun luar negeri.

“Asalkan ada job order dari luar negeri dan ada standar yang bisa disesuaikan,” katanya.

Menurut Dita, pelatihan bidang pariwisata di BLK Komunitas yang dikerjasamakan dengan asosiasi industri lokal dan P3MI juga memiliki banyak keuntungan.

Di antaranya adalah penguatan softskill atau attitude yang sesuai dengan industri lokal dan luar negeri.

“Karena kalau punya attitude yang baik itu gampang dibentuk, daripada punya skill tapi attitude-nya buruk itu susah dibentuk,” ungkapnya.

Keuntungan lainnya, BLK Komunitas dapat menjalin kerja sama pemagangan. Sehingga peserta pelatihan dapat melihat dan merasakan langsung industri yang akan digeluti.

Selain itu, lanjut dia, dengan jalinan kerja sama, BLK Komunitas juga akan lebih mandiri dalam menjalankan program pelatihan, meskipun tidak ada lagi anggaran dari pemerintah.

“Kalau dia punya mitra, entah itu P3MI, PJTKI, hotel atau asosiasi, dia akan tetap operated meskipun tidak ada anggaran dari pemerintah. Minimal dia bisa mandiri. Itu output yang kami harapkan dari kerja sama ini,” kata Dita Indah Sari.

Pakar PMI Reyna Usman mengatakan bahwa program BLK Komunitas tidak hanya sekadar membangun secara fisik, tetapi juga bisa meningkatkan akses peningkatan keterampilan bagi masyarakat.

“Kami ingin melakukan percepatan tidak hanya kepada komunitas tetapi juga kepada pasar kerja yang ada di daerah masing-masing,” katanya.

Dia menambahkan, Labuan Bajo atau daerah NTT ini bisa diproyeksikan untuk daerah wisata superprioritas.

Oleh karena itu, pelatihan jurusan wisata harus diarahkan lebih ke pasar kerja.

"Saya melihat jurusan pariwisata itu perlu lebih ke pasar kerja, jangan lulusan pendidikan kita tidak diterima oleh pasar kerja," ucap Reyna Usman. (*/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler