Kemungkinan AirAsia QZ8501 Jatuh Horizontal, Ekor Lebih Rendah dari Moncong

Jumat, 30 Januari 2015 – 04:49 WIB
ilustrasi

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Tim Investigasi AirAsia QZ8501 Mardjono Siswosuwarno mengungkap, berdasarkan investigasi awal Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) diketahui bahwa moncong pesawat AirAsia mengalami picht angle sebelum akhirnya jatuh di sekitar perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Minggu 28 Desember tahun lalu.

Picht angel merupakan kondisi di mana posisi moncong pesawat naik lebih dari 8 derajat dari posisi semula. 

BACA JUGA: Hari ke-33 Insiden AirAsia, 72 Jenazah Diterima Tim DVI

Kondisi yang tak normal tersebut, lanjut Mardjono membuat stall warning berbunyi sekitar 4 menit sampai pesawat itu jatuh.

"Stall warning berbunyi dan biasanya itu terjadi kalau pesawat keadaanya picht angle lebih dari 8 derajat," ungkap Mardjono saat menggelar jumpa pers di kantornya, Jalan Merdeka Timur, Jakarta, Kamis (29/1).

BACA JUGA: Dingin, Datar Tanpa Senyum, Tedjo Pun Pasrah Dipolisikan

Namun terkait posisi jatuhnya pesawat, Mardjono mengaku belum mengetahui secara pasti. Ia menduga pesawat jatuh bukan dalam keadaan vertikal, namun horizontal dengan bagian belakang lebih rendah dari moncong pesawat.

"Saya nggak tahu secara pasti, tapi mungkin ya seperti yang saya bilang tadi. Investigasi ini masih terus kita perdalam," tandasnya. (chi/jpnn)

BACA JUGA: Jenazah Oei Teridentifikasi Lewat Susunan Gigi

BACA ARTIKEL LAINNYA... AirAsia Pastikan 90 Persen Jenazah Itu Saiful


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler