Kena Panah, Menancap di Kepala, Anak SMK Gagal UNBK

Senin, 03 April 2017 – 22:16 WIB
Deri (18), pelajar salah satu SMK swasta di Cirebon menjadi korban penyerangan dengan anak panah. Kini korban berangsur membaik. Foto: Abdul Rohman/Radar Cirebon

jpnn.com, CIREBON - Deri (18), pelajar salah satu SMK swasta di Cirebon gagal mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang dimulai Senin (3/4) pagi tadi.

Pelajar asal Desa Tegalkarang, Kecamatan Palimanan itu masih dalam perawatan, usai menjalani operasi pencabutan anak panah yang tertancap pada kepalanya di RSUD Arjawinangun, Minggu (2/4).

BACA JUGA: Ratusan Pengaduan Warnai UNBK Hari Pertama

Insiden mengerikan itu terjadi pada Sabtu (1/4) sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu Deri pulang usai mengikuti istigasah di sekolahnya. Dia pulang naik kendaraan umum jenis Kopayu. Saat turun dari Kopayu yang ditumpangi, Deri dipanah dua remaja tak dikenal. Anak panah menancap ke kepala korban.

"Karena kaget, saya langsung jatuh dan ditolong beberapa tukang ojek yang biasa mangkal di lokasi sekitar,” kata Deri seperti dikutip dari situs Radar Cirebon.

BACA JUGA: 1,3 Juta Siswa Ikut Ujian Nasional, Ini Pesan Mendikbud

Menurut Deri, pelaku berjumlah dua orang menggunakan sepeda motor. Dia menduga kedua pelaku itu adalah pelajar. Hal itu karena celana yang dikenakan pelaku adalah seragam sekolah menengah atas. Pelaku memakai jaket warna hitam.

“Saat terjatuh itu, saya sempat melihat pelaku. Tapi saya belum tahu pasti pelaku itu pelajar dari sekolah mana, karena seragamnya ditutupi jaket hitam,” ungkapnya.

BACA JUGA: 9.829 SMK Laksanakan UNBK, Salam Jujur dan Berprestasi

Deri juga mengaku tak punya masalah dengan siapa pun. Termasuk dengan pelajar dari sekolah lain. Bahkan, melakukan aksi tawuran pun dia tidak pernah terlibat. Dia mengaku hanya konsentrasi dalam kegiatan belajar di sekolah. “Saya hanya menjadi korban saja dari kejadian ini,“ katanya.

Ibu kandung Deri, Satiri (35) mengungkapkan, anak pertamanya dari dua bersaudara tersebut adalah orang yang penurut, tidak pernah melakukan hal-hal aneh. Terlebih lagi memiliki permasalahan dengan orang lain. “Anak saya ini tidak pernah punya musuh. Anak saya hanya menjadi korban salah sasaran saja,“ terangnya.

Satiri meminta kepada kepolisian untuk segera mengungkap siapa pelaku pemanahan anaknya. Karena menurutnya, jika seorang pelajar sudah berani melakukan penyerangan brutal semacam itu, bisa dibilang preman. “Saya minta pelakunya segera ditangkap supaya ada efek jera,“ harapnya.

Kapolsek Gempol Kompol Yana Mulyana mengungkapkan, pihaknya telah memerintahkan petugas Unit Reskrim untuk mengusut tuntas pelaku pemanahan. “Kasus ini masih kami selidiki, dan kami sudah perintahkan anggota untuk mencari pelakunya,“ tegasnya. (arn/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Batik Trusmi Perkuat Pariwisata Cirebon


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler