Kena Sangrai 3 Komika, Ganjar: Tenang, Kalian Tidak Akan Hilang

Kamis, 21 Desember 2023 – 21:32 WIB
Ganjar Pranowo hadir di pangung Teman Cerita Festival di Djakarta Theatre, Kamis (21/12). Foto: Tim Media GP.

jpnn.com - JAKARTA - Calon Presiden RI nomor urut 3 di Pilpres 2024 Ganjar Pranowo disangrai tiga komika di atas pangung Teman Cerita Festival di Djakarta Theatre, Kamis (21/12).

Ganjar yang disangrai itu pun tertawa dan membalas dengan mengatakan, "tenang, kalian tidak akan hilang."

BACA JUGA: Ganjar Pastikan KTP Sakti Bakal Satupadukan Seluruh Program Bansos Jokowi

Mantan gubernur Jawa Tengah dua periode itu kerap kali tampil di "kursi panas" dengan sangraian sejumlah komika di tanah air.

Nah, Ganjar kali ini menghadapi tiga komika yang tidak kalah pedas dalam melancarkan kritik.

BACA JUGA: Alam Ganjar Sampaikan Pesan Kreatif dalam Diskusi Sandination Youty

Mereka ialah Dani Adhitya, komika SUCI 5 yang juga penyandang disabilitas asal Malang, lalu ada Ate, dan Dani Jaya Wardhana atau dikenal dengan McDanny. 

"Saya di sini ditugaskan me-roasting Bapak, bukan ditugasi partai Bapak, ya," kata Dani Adhitya.

BACA JUGA: Ganjar-Mahfud Bakal Sorot Pertumbuhan Ekonomi hingga UMKM di Debat Cawapres

Dia mengatakan bahwa Ganjar merupakan satu-satunya capres yang membahas isu disabilitas saat debat pertama capres di Komisi Pemilihan Umum pada Selasa (12/12) lalu.

"Saya yakin sama Pak Ganjar, karena pada saat debat capres, kemarin, hanya Pak Ganjar yang satu-satunya membahas isu disabilitas. Butuh banget suara disabilitas, ya, Pak?" kata Dani.

Sementara, McDanny juga menyampaikan materi yang tak kalah panas. Dia menyebut bahwa karakter Ganjar saat debat perdana itu tanggung.

"Kalau saya analisis hasil debat, Pak Ganjar nanggung karakternya. Kalau mau berisi, berisi banget, atau kalau mau menghibur, menghibur banget. Saran dari saya pas bapak pilih, pilih pindah partai," ucap komika asli Jakarta itu.

Bukannya marah, Ganjar justru tertawa mendengar materi sangrai yang disampaikan para komika tersebut.

"Tenang, kalian tidak akan hilang," jawab Ganjar, yang kemudian direspons dengan tepuk tangan oleh para penonton.

Acara yang dihadiri sekitar 1.200 anak muda itu bertambah seru saat Muhammd Zinedine Alam Ganjar, muncul. 

Ganjar terkejut dan tidak menyangka anaknya itu punya talenta untuk open mic di atas panggung.

Namun, Alam bukannya membela sang ayah yang disangrai pada komika.

Alam Ganjar justru ikut menyangrai sang ayah.

"Bapak itu sering melempar joke-joke yang kurang relevan ke anak muda. Padahal, kalau bicara serius malah ditertawakan. Jadi, agak kebalik, tuh. Jadi, perlu diberi materi-materi khusus," kata Alam membuka tampilannya.

Tanpa canggung, Alam pun terus melancar kritik kepada sang ayah, seperti soal fesyen yang kurang kekinian, kekompakan dengan Mahfud MD, hingga gaya kampanye.

"Bapak pakai baju hitam, Prof Mahfud pakai putih. Apa tidak teleponan kali, ya. Saran saja, besok kalau mau debat perlu sleep call dahulu sama Prof Mahfud," kata Alam yang disambut tawa penonton.

Alam Ganjar, anak Ganjar Pranowo, ikut me-roasting sang ayah. Foto: Tim Media GP.

Alam juga menyampaikan pentingnya gimik yang substansial dalam membuat konten-konten.

"Substansi tanpa gimik tidak akan sampai, tetapi gimik tanpa substansi, juga omong kosong belaka. Harapannya, ayah punya dua itu," terangnya.

Lebih dari lima menit, Ganjar mendapat suntikan energi soal dunia milenial dan Generasi Z.

Ganjar juga mendapat banyak energi dari para komika yang menyampaikan analisis kreatifnya, mulai dari soal gaya kampanye, elektabilitas, sering blunder, hingga keberpihakan terhadap disabilitas.

Ganjar seusai acara mengaku senang karena mendapatkan banyak masukan dan kritik yang disampaikan dengan gaya kreatif komedi.

"Ada yang menarik saja, sejak kapan dia belajar jadi komika begitu, ya, ternyata diajarin oleh orang-orang kreatif dan dia berani mencoba untuk melakukan itu. Menurut saya menarik, yang saya lihat adalah proses kreatifnya saja," tuturnya.

Politikus berambut putih itu mengatakan bahwa di era demokrasi, kritik merupakan hal yang biasa.

"Mungkin perlu diperhatikan adalah tidak menyakiti. Kritiklah kebijakannya, tetapi jangan, maaf ya, fisiknya, sukunya, agamanya, golongannya," kata Ganjar Pranowo. (jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : JPNN.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler