Kena Tusukan Sangkur, Polisi Mantan Paskibra Itu Meninggal Dunia

Senin, 08 Agustus 2016 – 05:50 WIB
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto berbincang dengan ayah dan ibu Michael Abraham di rumah duka, Villa Mutiara, Jalan Biru I, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaha, Makassar, Minggu 7 Agustus. FOTO: HUMAS PEMKOT MAKASSAR

jpnn.com - MAKASSAR –  Suasana Gedung Balaikota Makassar Minggu (7/8) dini hari mencekam. Kantor milik pemerintah itu diserang orang tidak dikenal (OTK). Seorang anggota Satpol PP Makassar terluka.

Informasi yang diperoleh, belasan orang yang mengenakan pakaian preman tiba-tiba masuk ke dalam halaman gedung Balaikota. Para pelaku, spontan melemparkan batu ke arah jendela. Pecah. Pelaku juga masuk ke sekretariat Satpol PP.

BACA JUGA: Kunker Pertama Menteri Budi, Sambangi Yogjakarta Bahas...

Di luar gedung, sejumlah orang tak dikenal masih melakukan perusakan. Sepeda motor yang terparkir dirusak. Bukan hanya kerusakan fasilitas, seorang anggota Satpol PP Makassar, Anca, dikabarkan terluka akibat luka tusukan.

Korban dilarikan ke Rumah Sakit Stella Maris. "Saya  tidak tahu pelakunya. Saya baru datang," kata Kasatpol PP Kota Makassar, Iman Hud.

BACA JUGA: Ibu Gubernur Jabar Meninggal, Organda Hingga Bos Partai Ucapkan Belasungkawa

Beberapa jam sebelum terjadinya penyerangan ke Balaikota, Personel Satpol PP yang bertugas di Anjungan Pantai Losari mengeroyok seorang anggota Satuan Sabhara Polrestabes Makassar, Akmal Sulaiman. Kejadiannya pukul 19.45 Wita.

Berdasarkan laporan polisi dengan nomor LP/1890/VIII/2016/Polda Sul-Sel/Restabes Makassar, saat itu Akmal bersama Hendrik yang masih mengenakan pakaian dinas masuk ke Anjungan Pantai Losari, mengendarai sepeda motor.

BACA JUGA: Demam, Ibu Ini Pilih SS Ketimbang Obat dari Dokter

Di depan ia ditegur personel Satpol PP agar berjalan pelan. Korban kemudian balik bertanya, "Kenapa bos, saya anggota Polri". 

Akan tetapi, pertanyaan itu justru dijawab enteng dan menantang. Safri cs memegang leher dan kerah baju korban.

Aksi pengeroyokan pun terjadi. Korban mengalami luka di bagian pelipis di atas mata sebelah kiri dan bibir bagian bawah robek. Rekan korban, Hendrik berusaha memisahkan kejadian itu. Beberapa pemimpin Satpol PP dan Polsekta Mariso melerai.

Dalam laporan itu, juga disebutkan setelah upaya melerai dilakukan, seorang anggota Satpol PP Makassar, justru membawa sangkur dan mengancam korban. 

Salah seorang anggota Sabhara polrestabes, Bripda Michael Abraham, tertusuk sangkur di pinggangnya dan dilarikan ke RS Akademis. Bripda Michael Abraham hanya bertahan beberapa menit dirawat. Dia pun mengembuskan napas terakhir. 

Rumah duka Bripda Michael Abraham di BTN Pepabri Pintu 3, Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung, Parepare malam tadi dipenuhi duka mendalam. Puluhan kerabat dan warga menyambangi rumah sederhana itu, menyampaikan simpati dan perasaan sedih mereka.

Paman Michael, Andreas Luis mengatakan ponakannya itu merupakan anak yang baik dan tidak pernah terlibat kenakalan sedari remaja hingga menjadi polisi. 

"Tidak ada firasat sama sekali kalau itu anak kami. Kami hanya dapat informasi dari media, baru kami tahu bahwa ternyata dia," beber Andreas saat ditemui FAJAR (Jawa Pos Group) malam tadi.

Michael yang baru berusia 22 tahun, merupakan anak sulung dari lima bersaudara. Ayahnya, Elvis Rieuwpassa juga merupakan anggota polisi berpangkat Aiptu. Elvis sendiri bertugas di Dirlantas Polda. Sebelumnya, Elvis juga sempat bertugas di Parepare saat Polres masih bernama Kepolisian Wilayah (Polwil) Parepare.

Michael sendiri pertama kali terangkat jadi anggota Polri pada tahun 2014. Pertama kali bertugas, dia langsung ditempatkan di Polda Sulselbar, tepatnya di Satuan Sabhara. Michael merupakan alumni SMA 7 Makassar. Di sekolahnya itu, pria berbadan tegap itu sempat terpilih menjadi anggota Paskibra pada tahun 2013. 

Senada bibi Bripda Michael, Yenni mengaku sangat terkejut mendengar keponakannya itu meninggal secara tragis, apalagi selama ini Michael dikenal sosok yang baik. 

"Iya kami tentu saja kaget. Selama ini saya mengenal Michael anak yang baik dan sabar. Keluarga semua shock mendengar kabar ini. Kenapa bisa seperti ini," ujar Yenni.

Salah seorang rekannya, Andi menyebut Michael sebagai pribadi yang rendah hati dan pandai berkawan. Pun meski telah berseragam penegak hukum, dirinya tidak sungkan bergaul dengan teman-temannya yang lain. 

"Kami tidak menyangka dia yang jadi korban. Padahal setahu kami dia itu orang baik, tidak gampang emosi. Kalau di Parepare pasti datang menyapa kami," katanya. (ful/ris)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Habis Nonton Film Panas, Lihat Adik Tiri Langsung Gelap Mata


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler