Indeks harga properti residensial (IHPR) mengindikasikan kenaikan harga properti residensial 1,04 persen (quarter to quarter/qtq). Pada kuartal II 2012, kenaikan indeks harga properti tercatat 1,17 persen qtq.
Merujuk hasil survei tersebut, Bank Indonesia (BI) mencatat ada kenaikan harga properti residensial untuk semua tipe rumah pada triwulan III 2012. Harga properti residensial di 14 kota besar di Indonesia berada di level 147,94 atau naik 1,04 persen qtq.
"Kenaikan harga properti residensial terutama berasal dari kenaikan harga bahan bangunan, kenaikan upah pekerja, dan masih mahalnya biaya perizinan," ungkap Kepala Humas BI Difi A. Johansyah.
Dia menjabarkan, kenaikan harga paling tinggi terjadi pada rumah tipe kecil (1,13 persen qtq). Peningkatan harga tipe rumah kecil yang paling tinggi berada di wilayah Makassar (6,9 persen qtq).
Di sisi lain, Difi menambahkan, tingkat penjualan properti residensial pada kuartal III 2012 juga naik. Peningkatan penjualan tercatat 9,62 persen qtq, terutama pada rumah tipe kecil (20,20 persen qtq). Berdasar lokasi, penjualan unit rumah tipe kecil tertinggi berada di Jakarta.
Sejauh ini, fasilitas KPR (kredit kepemilikan rumah) masih menjadi pilihan utama untuk melakukan rasnaksi pembelian properti. BI membukukan sebagian besar konsumen masih memilih KPR sebagai fasilitas utama melakukan trasnsaksi pembelian properti residensial. "Tingkat bunga KPR yang menurun dimanfaatkan konsumen, khususnya pada rumah tipe kecil," bebernya.
Saat ini, tingkat bunga KPR yang diberikan perbankan khususnya kelompok bank persero umumnya berkisar 9-12 persen. "Untuk kuartal IV 2012, harga property residensial diperkirakan menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu," terangnya. (gal/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Skema Teluk Lamong Dirubah
Redaktur : Tim Redaksi