Kenaikan Harga Sembako Resahkan Warga Mojokerto

Senin, 09 Agustus 2010 – 14:26 WIB
MOJOKERTO - Kian melejitnya harga sembako di pasaran belakangan sudah membuat keresahan di tingkat masyarakatKhususnya mereka yang kemampuan ekonominya terbatas

BACA JUGA: Andalkan Prinsip Usaha, Ushalli, dan Utang

Sebab, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, saat ini mulai merasa kesulitan akan tingginya harga-harga sembako
Terlebih jenis beras, minyak goreng (migor) dan cabe rawit menjelang Ramadan

BACA JUGA: Kepala Kampung Tembak Warga

Namun atas hal itu, Pemkot Mojokerto sejauh ini belum mengambil tindakan apapun
Baik melakukan inspeksi mendadak (sidak) maupun operasi pasar (OP) guna menstabilkan harga kembali.

Sehingga kondisi demikian itu mendapat sorotan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Mojokerto

BACA JUGA: Fenomenal, Tapi Tak Mau Klaim Kerja Sendiri

Mereka mendesak Pemkot Mojokerto sedianya tidak tinggal diam atau sebatas memantau perkembangan harga sembako dipasar sajaSebaliknya, segera turun tangan dan mengambil kebijakan agar masyarakat tidak semakin terjerat dengan harga-harga sembako""Kondisi harga varitas sembako yang perlahan-lahan terus mengalami kenaikan tidak boleh dibirakan berlarutKarena, itu menyebabkan masyarakat berat memenuhi kebutuhan hidup mereka,"" ungkap Ketua KPPI Mojokerto, Hamidah, kemarin.

Menurut Hamidah, pemkot melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) tidak cukup hanya sekadar memantau harga sembako sajaTetapi, segera melakukan tindakan dengan turun ke lapangan langsungTujuannya, bila sembako sudah terjual mahal, maka kebijakan harus diambilTerutama kepada pihak-pihak yang sengaja menimbun sembako memanfaatkan momentum Ramadan.

Mantan anggota DPRD Kota Mojokerto 2004-2009 ini mengungkapkan, melonjakya harga sembako termasuk kebutuhan dapur memang sudah mengancam hajat hidup masyarakatBila biasanya dengan uang belanja Rp 25 ribu mereka sudah bisa mendapatkan berbagai macam kebutuhan pokok, kini uang tersebut tidak cukup untuk membeli cabeKarena si pedas itu belakangan sudah dijual Rp 40 ribu-Rp 50 per kilogram""Belum lagi harga beras, migor, gula pasir dan lain-lainBeras jenis IR 64 saja sudah dijual Rp 6.000 per kilogram, jenis bramu bahkan mencapai Rp 8.000 per kilogramMasak kondisi seperti harus dibiarkan," tegasnya.

Disamping itu dia menyayangkan sikap pemerintah daerah yang terkesan bergerak jika kenaikan harga mencapai 25 persenPadahal, itu terkesan membiarkan keberatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan""Berbeda lagi, kalau yang naik cuma satu jenis, ini hampir merata, khususnya harga cabe rawitMakanya, kami minta dinas terkait segeralah ambil tindakan, tak cukup dengan memantau saja,"" tegasnya.

Pantauan di lapangan harga sembako di lapangan, beras IR 64 saat ini masih dijual Rp 6.000-Rp 6.200 per kilogram, beras bramu Rp 7.500-Rp 8.000 per kilogram, gula pasir antara Rp 9.000-9.800 per kilogram, telur ayam Rp 13.500-14.000 perkilogramNamun, migor jenis curah yang sebelumnya dijual Rp 8.500 per kilogram sekarang justru naik menjadi Rp 9.500 per kilogram.

Dengan demikian, kenaikan migor tersebut mencapai Rp 1.000 per kilogramSedangkan bawang putih dijual Rp 19.000 per kilogram dan bawang merah Rp 10.000 per kilogramNamun, dari beberapa jenis barang, harga cabe masih menduduki harga tertinggi, dijual Rp 45.000-Rp 50.000 per kilogram.

Sementara itu, Kabid Perdagangan Disperindag, Abduk Rochim menyatakan, sesuai ketentuan OP baru dapat dilaksanakan bila kenaikan harga sembako sudah mencapai 25 persenTetapi, bila kenaikan masih berada dibawahnya, OP belum dapat dilaksanakan.

Sebaliknya, sebatas melakukan pemantauan harga untuk semua jenis sembakoTidak terkecuali harga bahan dapur dan segala macam daging""Sebenarnya kami sudah siap turun ke lapangan (sidak, Red) tapi masih menunggu kebijakan dari pemkotHanya saja, bila ada lonjakan harga yang cukup signifikan kami sudah menjalin koordinasi dengan Bulog guna menyikapi itu," paparnya(ris/aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waria - Gay Jalani Tes HIV/AIDS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler