Kenaikan NTP 2021 Dinilai sebagai Kado Istimewa Bagi Petani

Kamis, 03 Juni 2021 – 21:44 WIB
Ketua Prodi Doktoral Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Gajah Mada (UGM) Subejo. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Prodi Doktoral Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Subejo menyambut baik kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada Mei 2021 dari 0,44 persen dan 0,48 persen.

Menurut Subejo, kenaikan tersebut merupakan kado istimewa bagi kesejahteraan petani sekaligus angin segar bagi sektor pertanian di bawah pimpinan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL).

BACA JUGA: NTP Sepanjang 2021 Konsisten Tinggi, Itu Pertanda Kesejahteraan Petani Membaik

Terlebih lagi, kata Subejo, kenaikan NTP dan NTUP terjadi secara konsisten sejak Oktober 2020 lalu.

Dia menilai pencapaian NTP dan NTUP itu harus terus dijaga dan didukung dengan berbagai kebijakan dan program yang relevan dari Kementan, sehingga tetap stabil bahkan dapat meningkat lebih tajam lagi.

"Saya percaya pertanian di bawah Pak Menteri (SYL, red) dapat mengangkat kesejahteraan petani sebagai garda terdepan pembangunan pertanian dan penyediaan berbagai bahan pangan akan membaik," kata Subejo, Kamis (3/6).

Menurut Subejo, bila kenaikan NTP dan NTUP dapat dipertahankan secara baik,  maka sektor pertanian akan memiliki efek yang lebih luas yaitu mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan, terutama masyarakat di pedesaan.

"Ini sangat relevan dan menjadi breakthrough atas situasi yang sedang terjadi akibat munculnya berbagai dampak negatif pandemi Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia yang telah mendestruksi berbagai aktivitas ekonomi masyarakat," ujar dia.

Subejo menambahkan, sektor pertanian perlahan namun pasti telah menunjukan kinerja yang luar biasa. Bahkan, menjadi bantalan dan andalan dalam pemulihan ekonomi nasional.

Tidak hanya itu, sektor pertanian menurut dia telah terbukti mampu bertahan dari berbagai guncangan dan ancaman.

"Kombinasi antara kebutuhan bahan pangan yang meningkat baik secara nasional maupun global serta ketersediaan dan optimalisasi sumber daya produksi pertanian dapat menjadi daya ungkit pertumbuhan produksi pertanian," katanya. (cr3/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler