NTP Sepanjang 2021 Konsisten Tinggi, Itu Pertanda Kesejahteraan Petani Membaik

Rabu, 02 Juni 2021 – 20:00 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan pengawalan panen raya padi dan gerakan serap gabah petani di semua daerah. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Nilai Tukar Petani (NTP) pada Mei 2021 mengalami kenaikan yang tinggi, yakni sebesar 103,39 persen atau naik 0,44 persen (m to m).

Data itu disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Setianto dalam rilis resmi yang digelar pada Rab (2/6).

BACA JUGA: Capaian Cukai 2020 Melebihi Target, tak Sebanding dengan Penderitaan Petani Tembakau

Bila menilik kurva data yang disampaikan BPS itu, terlihat hingga pertengahan 2021, nilai NTP dan NTUP (Nilai Tukar Usaha Pertanian) konsisten tinggi.

Terkait hal itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan fenomena tersebut menjadi indikator kesejahteraan petani membaik, dan konsisten.

BACA JUGA: Para Kiai Berkumpul di Kemang Selatan, Minta Gus AMI Memimpin Indonesia

Sebab, pada tahun-tahun yang lalu, biasanya data NTP dan NTUP trennya menurun pada pertengahan tahun.

“Tahun 2020 lalu, nilai NTP hanya 99,47 dan menjadi titik terendah. Nilai di bawah 100 ini biasanya bertahan hingga bulan Agustus. Tetapi pada 2021 ini nilainya cenderung linier dan tinggi di atas 102 sejak Oktober 2020,” ucap Kuntoro.

BACA JUGA: Din: Fitnah terhadap Ustaz Adi Hidayat Dilakukan Kelompok Pembenci Ulama

Sedangkan untuk NTUP, curva kenaikan juga terjadi dari bulan ke bulan. Misalnya pada Maret 2020 angkanya hanya sebesar 102,90, sedangkan Maret 2021 mencapai 103,87.

Demikian juga dengan angka pada April 2020 yang hanya 101,13, sedangkan April 2021 naik 103,54.

"Dan sekarang angka NTUP di Bulan Mei 2021 mencapai 104,04 atau lebih tinggi dibanding Mei 2020 yang hanya 100,16," kata Kuntoro.

Dia menyebut menyebut konsistennya nilai NTP dan NTUP di posisi yang tinggi menjadi bukti sektor pertanian selalu tumbuh di tengah pandemi Covid-19.

Kuntoro mengatakan kebijakan dan intervensi Kementan dari hulu hingga hilir membuahkan hasil yang positif. Mentan Syahrul Yasin Limpo mendudukkan kebijakan dengan menjaga keseimbangan intervensi hulu dan hilir.

“Pemerintah menjaga di hulu dengan penyediaan bibit dan alsintan yang tepat. Sedangkan di hilir kebijakan stabilisasi stok dan harga, dimainkan dengan baik di lapangan," tuturnya.

Intervensi ini dilakukan pemerintah agar petani terjaga semangatnya untuk terus menyediakan pangan bagi 273 juta rakyat Indonesia. Begitu pula dukungan kuat dari seluruh Pemda dan pelaku usaha yang bergerak di sektor pertanian.

"Capaian yang sangat membanggakan karena dari bulan ke bulan NTP dan NTUP di mana sepanjang 2021 terus melesat. Ini pertanda baik bagi indikator kesejahteraan petani," katanya.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan bahwa kenaikan NTP terjadi karena indeks yang diterima petani, yaitu sebesar 0,66 persen mengalami kenaikan lebih besar dari pada indek yang dibayarkan petani yang hanya 0,21 persen.

Adapun komoditas yang dominan dalam mempengaruhi kenaikan indeks tersebut adalah kelapa sawit, sapi potong, jagung, ayam ras pedaging, kentang, gabah, petai, ayam kampung dan cengkeh. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler