Kenali 3 Gejala Saat Anak Mengalami Alergi Susu Sapi

Sabtu, 26 Juni 2021 – 15:53 WIB
Ilustrasi anak balita (Pexel)

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Budi Setiabudiawan berbagi tips bagi para orang tua untuk mengenali gejala ketika anak mengalami alergi susu sapi atau protein sapi.

Menurut konsultan alergi imunologi ini, setidaknya ada tiga gejala yang dapat dikenali.

BACA JUGA: Shandy Aulia Tak Terima Putrinya Dihina, Pakar Kesehatan Jelaskan Kriteria Kurang Gizi

Protein sapi merupakan penyebab alergi terbesar kedua di Asia setelah telur.

Di Indonesia, anak-anak yang menderita alergi susu sapi mencapai 0,5-7,5 persen, sedangkan di dunia mencapai 1,9-4,9 persen.

BACA JUGA: 6 Khasiat Rutin Minum Susu Kedelai, Penyakit Ini Langsung Ambyar

Anak yang mengalami alergi harus ditangani sedini mungkin agar dapat diberikan pengobatan yang optimal sehingga tidak menghambat tumbuh kembangnya.

"Hal yang harus dilakukan orang tua adalah mengenali sedini mungkin untuk mendeteksi apakah anak ini alergi atau bukan."

BACA JUGA: 3 Manfaat Luar Biasa Susu Almond untuk Tubuh

"Kalau sudah mengenali sedini mungkin, berarti harus segera dikonsultasikan ke dokter agar anak dapat tumbuh kembang yang optimal," ujar Prof. Budi dalam webinar 'World Allergy Week' pada Sabtu (26/6).

Prof. Budi menyebutkan ada tiga gejala yang muncul saat anak mengalami alergi yakni ringan, sedang dan berat.

Alergi juga dapat mengenai tiga organ tubuh seperti pencernaan, pernapasan dan kulit.

Untuk organ pencernaan, gejala alergi yang muncul seperti kolik, muntah dan paling banyak adalah diare atau dialami oleh 53 persen anak yang menderita alergi susu sapi.

Pada organ pernapasan, gejala alergi yang muncul seperti batuk-batuk, asma atau rhinitis.

Sedangkan pada organ kulit, biasanya muncul ruam, gatal atau eksim.

"Untuk gejala pernapasan perlu dilihat, anak ini batuknya sepanjang hari atau di pagi-malam saja. Kalau ada panas, berarti dia infeksi bukan alergi," ujar Prof. Budi.

"Terus perhatikan bagaimana ingusnya, bening atau berlendir. Yang paling penting harus ke dokter, jangan diagnosa sendiri, kalau kita tahu pemicunya jadi bisa mengendalikan supaya tumbuh kembangnya optimal," lanjut Prof. Budi.

Prof. Budi mengatakan penting bagi orang tua untuk mendeteksi dan memahami sedini mungkin gejala dari alergi untuk dapat memastikan pemicunya sehingga dapat dilakukan tata laksana yang optimal.

"Kalau sudah ditangani anak dapat melakukan aktivitas sehari-hari, mengembangkan hobi dan bakat sehingga anak berprestasi dan yang paling penting jangan sampai alergi ini muncul, caranya dengan melakukan pencegahan," kata Prof Budi.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler