jpnn.com, JAKARTA - Pakar kesehatan menjelaskan kriteria tumbuh kembang anak, menyusul heboh pemberitaan selebritas Shandy Aulia tak terima anaknya dihina oleh salah seorang warganet.
Shandy baru-baru ini bahkan mengungkap identitas penghina putrinya lewat unggahan akun Instagramnya.
BACA JUGA: Pelaku Penghinaan Terhadap Anaknya Ditemukan, Shandy Aulia Singgung Soal Nurani
Salah satu pengguna Instagram mengkritisi tumbuh kembang Claire Herbowo, anak Shandy Aulia yang masih balita.
Ahli gizi Dr. dr Tan Shot Yen, M.Hum menjelaskan syarat balita yang tumbuh dan berkembang dengan baik.
BACA JUGA: Anaknya Disebut Kurang Gizi, Shandy Aulia Murka
Yakni, balita yang pertumbuhannya senantiasa mengalami kenaikan.
"Bisa dilihat dari grafik tumbuh kembangnya kan. Makanya setiap bulan anak itu harus ditimbang, diukur tingginya dan lingkar kepalanya," ujar dr Tan.
BACA JUGA: 63 Persen Anak Alami Kasus Kurang Gizi
Menurut dr Tan, balita yang sehat pertumbuhannya harus memiliki tren yang naik dan sesuai target.
"Kalau stagnan atau terjun bebas bahaya."
Senada dengan dokter Tan, dokter spesialis anak lulusan Universitas Negeri Semarang dr Noor Anggrainy Retnowati mengatakan meski tumbuh kembang balita berbeda-beda, namun tetap harus diperhatikan setiap bulannya.
"Harus rutin setiap bulan diukur berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan setidaknya sampai usia dua tahun," kata dr Noor.
Dia mengatakan jika pertumbuhan balita tidak mengalami kenaikan maka harus segera diperbaiki.
"Kalau tidak optimal harus segera digali itu kenapa," katanya.
"Utamanya usia nol bulan sejak kita tahu kita hamil sampai dia usia dua tahun adalah golden period di mana otak manusia sudah berkembang hingga 80 persen, yang mana ujung-ujungnya akan memengaruhi gizi dan tinggi badan anak ke depan," katanya.
Jika memang balita kurang gizi maka harus ditelusuri, untuk anak usia 6 bulan apakah cara menyusuinya sudah benar, kalau usia satu tahun apakah cara memberi MPASi sudah benar.
"Lihat pemberian makanan apakah sudah benar, apakah isinya sudah adekuat, apakah frekuensi sesuai waktu kah," Katanya.
Selain itu, keaktifan anak dalam berkegiatan juga bisa menjadi tanda bahwa anak tersebut cukup gizi atau tidak.
"Anak kurang gizi bisa dilihat anak jadi lemah, lebih malas, tidak aktif dan lebih malas," katanya.
Sementara itu, terkait perkembangan bahasa, anak balita usia 12 sampai 18 bulan hendaknya sudah bisa mengucapkan tiga sampai enam kata dengan arti.
"Misal dia sudah tahu kucing dan bisa menunjuknya dengan jari, dia sudah bisa menyebut dengan ucapan misalnya 'pus'. Dia akan bisa memiliki kosa kata baru setiap hari sampai menggabungkan dua kata," katanya.
Anak balita kurang gizi memang terkadang bisa dilihat dari ciri rambut yang tipis dan sewarna jagung, namun dr Noor mengingatkan bahwa rambut memiliki kaitan dengan genetik.
"Kalau di keluarganya ada yang berambut pirang ya bisa saja anak akan memiliki rambut jagung." (Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang