jpnn.com - Ada berbagai hal terkait reksa dana yang harus dipahami dan dipelajari ketika akan menginvestasikan dana di sebuah instrumen investasi.
Ketika memutuskan untuk investasi reksa dana, kamu perlu memahami dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan instrumen tersebut.
BACA JUGA: Industri Reksa Dana Pesat, Dana Kelolaan Rp 505 Triliun
Hal utama yang harus dipahami dan dipelajari yang pertama adalah tujuan investasi dan profil risiko.
Tujuan merupakan fondasi dasar dalam melakukan berbagai hal termasuk berinvestasi.
BACA JUGA: Investasi Reksa Dana Cocok bagi Generasi Milenial
Mempelajari dan mengenali profil risiko juga penting dilakukan terutama bagi orang-orang yang baru akan menjajal dunia investasi.
Dengan memahami dan mempelajari tujuan dan profil risiko, kamu dapat memaksimalkan keuntungan investasi.
BACA JUGA: Beli Reksa Dana Syariah di Paytren Semakin Mudah
Kenali 4 Jenis Reksadana
Ada baiknya bila kamu mengenal jenis-jenis reksa dana supaya lebih paham tentang instrumen investasi. Secara umum cara kerja setiap jenisnya tidak terlalu jauh berbeda, hanya saja yang membedakan terletak pada instrumen investasi yang digunakan.
Selain memilih jenis reksadana yang tepat, kamu juga perlu memperhatikan portofolio produk supaya investasi yang dilakukan dapat memberikan keuntungan yang maksimal. Namun, sebelum itu pahami keempat jenis reksadana berikut:
Reksa dana Pasar Uang
Reksadana pasar uang termasuk dalam jenis reksadana dengan tingkat risiko yang paling rendah dibandingkan jenis lain.
Manajer investasi akan menginvestasikan sebagian besar dana yang disetorkan investor ke dalam sektor pasar uang.
Kebanyakan investor lebih suka menginvestasikan modalnya di reksa dana pasar uang karena tingkat risikonya lebih rendah.
Instrumen pasar uang merupakan tempat jual beli surat berharga atau efek yang memiliki jangka waktu pendek tanpa batas tempat.
Pasar uang juga disebut sebagai pasar kredit karena tujuan utamanya untuk membantu suatu perusahaan atau instansi yang membutuhkan dana dengan imbal hasil tertentu.
Instrumen pasar uang termasuk instrumen investasi yang cenderung stabil sehingga risikonya cukup rendah.
Hal ini merupakan salah satu kelebihan reksa dana pasar uang ditambah lagi imbal hasil yang ditawarkan juga lebih tinggi dibandingkan deposito bank. Beberapa contoh produk pasar uang di antaranya adalah:
? Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
? Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
? Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
? Sertifikat Deposito
? Surat Berharga Komersial (CPs)
? Banker’s Acceptance (BA)
Reksadana Pendapatan Tetap
Melakukan investasi reksa dana pendapatan tetap bisa jadi pilihan yang tepat karena potensi imbal hasil yang ditawarkan lebih tinggi dari Reksa dana pasar uang.
Reksadana pendapatan tetap juga termasuk jenis reksa dana dengan tingkat risiko yang rendah. Manajer investasi yang mengelola produk reksa dana pendapatan tetap akan menginvestasikan dana yang terkumpul ke instrumen yang menawarkan imbal hasil dalam jumlah tetap yaitu obligasi.
Minimal 80 persen dari dana kelolaannya akan dialokasikan ke instrumen obligasi atau surat utang dan sisanya akan diinvestasikan ke dalam instrumen pasar uang.
Potensi imbal hasil yang akan kamu dapatkan dari reksa dana pendapatan tetap bisa mencapai 10 persen per tahun.
Namun, terdapat risiko wanprestasi atau risiko gagal bayar dari perusahaan yang menerbitkan obligasi sehingga mempengaruhi kinerja reksa dana pendapatan tetap.
Reksa dana Campuran
Seperti namanya Reksadana campuran merupakan jenis reksadana yang menggunakan banyak instrumen investasi di dalamnya. Potensi imbal hasil yang akan kamu dapatkan dari reksadana campuran cenderung fluktuatif karena terdapat instrumen saham di dalamnya.
Tingkat risiko reksadana campuran juga lebih tinggi dari kedua jenis reksadana sebelumnya. Beberapa instrumen investasi yang digunakan oleh manajer investasi yang mengelola produk reksadana campuran di antaranya adalah:
? Saham
? Obligasi
? Pasar uang
Pada umumnya, manajer investasi akan menginvestasikan dana kelolaannya sebesar 79 persen di instrumen campuran seperti saham, obligasi, atau pasar uang.
Jadi dana investasi di masing-masing instrumen tidak boleh melebihi 79 persen dari total portofolio produk reksadana campuran.
Reksadana Saham
Reksadana saham merupakan reksadana yang memiliki tingkat risiko paling tinggi dari yang lain. Sebagian besar dana kelolaannya sekitar 80 persen akan diinvestasikan ke dalam saham oleh manajer investasi.
Sebagian sisanya akan diinvestasikan ke pasar uang untuk meminimalisir tingkat kerugian ketika terjadi penurunan harga saham di pasar modal.
Kenali 3 Jenis Profil Risiko Investor
Setiap orang memiliki profil risikonya masing-masing jadi dalam memilih produk reksadana. Kita tidak bisa meniru orang lain saat memilih reksadana.
Kamu perlu memilihnya berdasarkan tujuan dan profil risiko diri sendiri agar tujuan keuangan bisa tercapai dengan lancar. Berikut ketiga jenis profil risiko yang perlu dipahami:
Konservatif
Investor yang masuk dalam tipe konservatif sebagian besar didominasi oleh kalangan pemula yang masih belum siap menghadapi risiko investasi yang tinggi.
Investor konservatif akan memilih instrumen investasi yang minim risiko dan memiliki nilai yang cenderung stabil.
Moderat
Seorang investor yang memiliki profil risiko moderat berada di posisi tengah antara investor konservatif dan investor agresif.
Investor moderat mempunyai profil risiko sedang yang siap menghadapi fluktuasi nilai yang tidak terlalu tinggi.
Biasanya investor dengan profil risiko moderat memiliki tujuan investasi dalam jangka menengah yakni 1 hingga 5 tahun.
Agresif
Investor dengan tipe agresif memiliki profil risiko paling tinggi umumnya mereka memiliki tujuan investasi dalam jangka panjang yakni lebih dari 5 tahun.
Investor dengan profil risiko agresif berani mengambil risiko tinggi dan siap menghadapi fluktuasi nilai yang signifikan.
Biasanya tipe investor agresif sebagian besar didominasi oleh kalangan investor yang sudah memiliki banyak pengalaman.
Cara Investasi Reksa dana Online yang Tepat Berdasarkan Tujuan dan Profil Risiko
Sebenarnya ketika seseorang mampu mengenali dan memahami tujuan dan profil risikonya, mereka akan lebih mudah menentukan jenis reksa dana yang tepat.
Ditambah sekarang ini, banyak platform layanan pembelian reksadana digital yang juga memberikan rekomendasi produk-produk dengan kinerja terbaik.
digibank by DBS merupakan salah satu digital banking yang menawarkan layanan pembelian produk reksadana dengan aman dan praktis.
Kini cara investasi reksadana online menjadi lebih mudah menggunakan Aplikasi digibank by DBS. Berikut ini cara memilih jenis reksadana yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko.
Reksa dana Pasar Uang
Investasi reksadana pasar uang lebih tepat dipilih oleh tipe investor konservatif yang belum siap menghadapi risiko dan fluktuasi harga yang tinggi. Seperti yang telah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya, reksadana pasar uang merupakan jenis reksadana dengan tingkat risiko paling rendah.
Jadi, bagi kamu yang belum siap menghadapi risiko kerugian yang tinggi, produk reksadana pasar uang bisa jadi pilihan yang tepat.
Reksadana pasar uang juga sesuai untuk tujuan keuangan dalam jangka pendek, yakni memiliki kurun waktu 3 bulan hingga 12 bulan. Contohnya untuk menyimpan dana darurat, dana untuk liburan, dan tujuan jangka pendek lainnya. Alasannya, reksa dana pasar uang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi dan bisa dicairkan kapan saja.
Reksa dana Pendapatan Tetap
Sama seperti Reksadana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap juga menjadi pilihan yang tepat bagi tipe investor konservatif. Pasalnya, reksa dana pendapatan tetap juga memiliki tingkat risiko yang cukup rendah dengan imbal hasil yang lebih tinggi. Reksadana pendapatan tetap sangat sesuai untuk tujuan keuangan dalam jangka menengah yakni antara 1 hingga 3 tahun.
Jadi, investasi reksadana pendapatan tetap sangat sesuai untuk investor yang ingin mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito dan reksadana pasar uang. Namun, tidak cukup berani mengambil risiko yang lebih tinggi karena takut modal investasinya berkurang atau hilang.
Reksadana Campuran
Reksadana campuran bisa dijadikan pilihan yang tepat bagi tipe investor moderat yang ingin mendapatkan keuntungan besar tapi tidak cukup berani mengambil risiko terlalu tinggi.
Reksadana campuran lebih sesuai untuk tujuan keuangan dalam jangka menengah hingga jangka panjang yang mana jangka waktu minimalnya antara 3 hingga 5 tahun.
Reksadana campuran tidak hanya mengandalkan instrumen saham untuk mendapatkan keuntungan. Tapi juga dari instrumen lainnya seperti obligasi dan pasar uang yang memiliki tingkat fluktuasi yang lebih stabil. Jadi, reksadana campuran tidak terlalu berisiko tinggi sehingga cocok dipilih oleh tipe investor moderat.
Reksadana Saham
Saham merupakan instrumen utama di dalam reksadana saham sehingga lebih cocok dipilih oleh tipe investor agresif. Reksadana saham lebih sesuai untuk tujuan keuangan dalam jangka panjang minimal 5 atau lebih. Oleh karena itu, reksadana saham kurang tepat dipilih untuk tujuan keuangan dalam jangka pendek maupun menengah.
Tidak hanya memilih jenis reksadana yang tepat berdasarkan tujuan dan profil risiko, cara investasi reksadana online yang aman ialah dengan memilih platform yang terpercaya dan memiliki legalitas yang jelas.
Investasi Reksadana Jadi Lebih Mudah Melalui digibank by DBS
Sekarang kamu bisa mulai membeli produk reksadana jenis apa pun dengan lebih mudah di Aplikasi digibank by DBS.
Digibank by DBS bukan hanya menawarkan layanan digital banking tapi juga membantu mempermudah nasabah dalam melakukan pembelian produk Reksadana. Beberapa kelebihan berinvestasi reksadana melalui Aplikasi digibank by DBS di antaranya ialah:
Kemudahan Memilih Produk dengan 3 Kategori Reksadana
Kamu dapat memilih produk yang tepat dengan melihat 3 kategori reksadana yang tersedia. 3 kategori tersebut dikelompokkan berdasarkan produk yang memiliki kinerja terbaik, terpopuler, dan scoring terbaik.
Proses Pembelian, Penjualan, dan Switch Bisa Dilakukan di Satu Aplikasi
Kamu tidak perlu repot berpindah-pindah aplikasi karena semua proses pendaftaran SID, pembelian, penjualan, dan switch investasi dapat dilakukan langsung di Aplikasi digibank by DBS.
Tersedia Beragam Pilihan Produk Reksadana
Tidak perlu khawatir masalah pilihan produk karena digibank by DBS menyediakan lebih dari 50 pilihan produk reksadana.
Modal Mulai dari Rp100.000 Bisa Langsung Investasi Reksa dana
Tidak perlu menunggu uangmu terkumpul, kini kamu bisa langsung mulai berinvestasi reksadana dengan minimal modal sebesar Rp100.000 saja.
Pembelian secara Berkala Jadi Lebih Fleksibel
Kamu bisa mulai melakukan pembelian produk reksa dana secara berkala dengan lebih mudah melalui Aplikasi digibank by DBS. Pembelian produk secara berkala tidak mengharuskan kamu melakukan pendaftaran lagi di bulan berikutnya. Kamu juga bisa mengubah jumlah pembelian dan tanggal pendebetan dengan mudah di Aplikasi digibank by DBS.
Daripada menghambur-hamburkan uang untuk gaya hidup lebih baik digunakan untuk investasi reksadana melalui Aplikasi digibank by DBS. Dengan berinvestasi sejak dini kamu bisa menata keuangan di masa depan menjadi lebih baik. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia