BEKERJA bisa menjadi suatu kesenangan tak terkira bagi orang gila kerja alias workaholic. Bagi mereka yang workaholic, 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu sepertinya tidak pernah cukup.
Nah, bagaimana dengan anda, apakah mengalami sindrom workaholic? Ahli psikologi klinis di Imago Center for Self, Dr. Pulkit Sharma, mengatakan, biasanya orang yang mengalami sindrom workaholic melakukan berbagai penyangkalan.
"Menurut mereka, terus bekerja seolah tanpa ada waktu istirahat demi mendapat lebih banyak pencapaian adalah hal yang lumrah. Sering kali seorang workaholic cenderung mengalami krisis kepercayaan diri," katanya seperti dilansir laman Health India, Kamis (18/7).
Ia pun membeber sejumlah tanda-tanda umum dan gejala workaholic. Di antaranya adalah mengabaikan kehidupan pribadi, waktu luang, dan tidur.
Penderita workaholic juga sulit bersantai, merasa sedih dan gelisah ketika tidak bekerja, serta ada rasa kelegaan saat melanjutkan pekerjaan. Ciri lainnya, ada rasa panik bahwa akan kehilangan sesuatu yang penting ketika jauh dari pekerjaan.
Selain itu, penderita workaholic biasanya tidak mampu mengambil waktu istirahat atau liburan. Bahkan, salah satu ciri workaholic adalah selalu dekat dengan gadget.
Sharma menambahkan, dirinya pada saat melakukan analisa psikologis mendalam, menemukan penderita sindrom workaholic mengalami dua macam ketakutan. Yaitu takut gagal dan takut pada diri sendiri.
Kebanyakan orang yang workaholic memiliki penilaian pribadi yang rendah. Mereka bahkan takut mengalami kegagalan walaupun kecil sekalipun, sehingga membuat mereka workaholic.
Tanpa disadari, beberapa orang yang cenderung workaholic tidak nyaman dengan diri mereka. Karena itu mereka berjuang dengan emosi yang sulit dan kompleks, serta bekerja secara berlebihan untuk menjaga pikiran mereka tetap sibuk.
Bagi orang-orang yang workaholic, mereka sangat sulit menemukan waktu di akhir pekan. Mereka cenderung merasa kosong, mudah tersinggung, dan depresi sehingga selalu menemukan cara untuk kembali bekerja.
Lantas bagaimana cara melepaskan diri dari workaholic? Nah, jika anda mengalami sejumlah gejala sindrom workaholic, ada baiknya melakukan langkah-langkah praktis ini untuk mengatasinya.
Kiat pertama, anda harus sadar diri. Setiap orang memiliki alasan untuk menjadi workaholic. Karena itu anda harus memahami terlebih dulu mengapa pekerjaan menjadi begitu penting. Apakah kegiatan itu dilakukan karena anda mencoba untuk menyembunyikan kelemahan atau sesuatu yang memalukan? Atau apakah anda mencoba melarikan diri dari perasaan negatif?
Yang kedua, jangan lari dari perasaan negatif. Menghadapi sesuatu yang negatif dan menyakitkan itu sangat lumrah. Saat berada dalam situasi ini, berikan diri anda ruang dan kesempatan untuk merasa sedih dan marah.
Kiat yang ketiga adalah berupaya pelan-pelan saja. Sebab, seorang workaholic kecanduan dengan hal-hal yang berjalan cepat. Inilah yang menyebabkan mereka tertekan, karena tubuh dan pikiran tergantung pada pekerjaan.
Ingatlah bahwa segala sesuatu tidak berubah secepat kilat. Karena itu ambil jeda dan secara bertahap kurangilah keterlibatan anda dalam suatu pekerjaan sambil memikirkan cara-cara alternatif.
Kiat keempat, berupaya lah untuk seimbang. Jagalah keseimbangan dalam hidup anda. Pisahkan waktu antara bekerja, hobi, hubungan, dan untuk diri anda sendiri.(fny/jpnn)
Nah, bagaimana dengan anda, apakah mengalami sindrom workaholic? Ahli psikologi klinis di Imago Center for Self, Dr. Pulkit Sharma, mengatakan, biasanya orang yang mengalami sindrom workaholic melakukan berbagai penyangkalan.
"Menurut mereka, terus bekerja seolah tanpa ada waktu istirahat demi mendapat lebih banyak pencapaian adalah hal yang lumrah. Sering kali seorang workaholic cenderung mengalami krisis kepercayaan diri," katanya seperti dilansir laman Health India, Kamis (18/7).
Ia pun membeber sejumlah tanda-tanda umum dan gejala workaholic. Di antaranya adalah mengabaikan kehidupan pribadi, waktu luang, dan tidur.
Penderita workaholic juga sulit bersantai, merasa sedih dan gelisah ketika tidak bekerja, serta ada rasa kelegaan saat melanjutkan pekerjaan. Ciri lainnya, ada rasa panik bahwa akan kehilangan sesuatu yang penting ketika jauh dari pekerjaan.
Selain itu, penderita workaholic biasanya tidak mampu mengambil waktu istirahat atau liburan. Bahkan, salah satu ciri workaholic adalah selalu dekat dengan gadget.
Sharma menambahkan, dirinya pada saat melakukan analisa psikologis mendalam, menemukan penderita sindrom workaholic mengalami dua macam ketakutan. Yaitu takut gagal dan takut pada diri sendiri.
Kebanyakan orang yang workaholic memiliki penilaian pribadi yang rendah. Mereka bahkan takut mengalami kegagalan walaupun kecil sekalipun, sehingga membuat mereka workaholic.
Tanpa disadari, beberapa orang yang cenderung workaholic tidak nyaman dengan diri mereka. Karena itu mereka berjuang dengan emosi yang sulit dan kompleks, serta bekerja secara berlebihan untuk menjaga pikiran mereka tetap sibuk.
Bagi orang-orang yang workaholic, mereka sangat sulit menemukan waktu di akhir pekan. Mereka cenderung merasa kosong, mudah tersinggung, dan depresi sehingga selalu menemukan cara untuk kembali bekerja.
Lantas bagaimana cara melepaskan diri dari workaholic? Nah, jika anda mengalami sejumlah gejala sindrom workaholic, ada baiknya melakukan langkah-langkah praktis ini untuk mengatasinya.
Kiat pertama, anda harus sadar diri. Setiap orang memiliki alasan untuk menjadi workaholic. Karena itu anda harus memahami terlebih dulu mengapa pekerjaan menjadi begitu penting. Apakah kegiatan itu dilakukan karena anda mencoba untuk menyembunyikan kelemahan atau sesuatu yang memalukan? Atau apakah anda mencoba melarikan diri dari perasaan negatif?
Yang kedua, jangan lari dari perasaan negatif. Menghadapi sesuatu yang negatif dan menyakitkan itu sangat lumrah. Saat berada dalam situasi ini, berikan diri anda ruang dan kesempatan untuk merasa sedih dan marah.
Kiat yang ketiga adalah berupaya pelan-pelan saja. Sebab, seorang workaholic kecanduan dengan hal-hal yang berjalan cepat. Inilah yang menyebabkan mereka tertekan, karena tubuh dan pikiran tergantung pada pekerjaan.
Ingatlah bahwa segala sesuatu tidak berubah secepat kilat. Karena itu ambil jeda dan secara bertahap kurangilah keterlibatan anda dalam suatu pekerjaan sambil memikirkan cara-cara alternatif.
Kiat keempat, berupaya lah untuk seimbang. Jagalah keseimbangan dalam hidup anda. Pisahkan waktu antara bekerja, hobi, hubungan, dan untuk diri anda sendiri.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Cara Cantik Semasa Hamil
Redaktur : Tim Redaksi