Kenali Risiko Tekanan Angin Ban Mobil Kurang atau Lebih

Jumat, 21 Februari 2020 – 03:30 WIB
Ban Dunlop Sport SP LM705 Diuji dengan salah satu mobil sedan dilintasan basah. Foto : Dedi Sofian/JPNN

jpnn.com, BEKASI - Tekanan angin pada ban mobil merupakan salah satu kunci utama keselamatan berkendara, sekaligus menjaga kualitas pengendalian mobil.

Namun, sebagian orang mungkin masih banyak yang mengabaikan tekanan angin pada ban mobil, sehingga kendaraan yang digunakan tidak nyaman. 

BACA JUGA: Salah Kaprah Soal Tekanan Angin Ban Saat Musim Hujan

Perlu diketahui, ketika tekanan angin kurang berpotensi mengakibatkan mobil limbung saat berkecepatan tinggi, begitupun ketika tekanan angin berlebihan maka akan mudah pecah ketika menghantam benda tajam.

Lantas bagaimana pemilihan tekanan angin pada mobil yang tepat?

BACA JUGA: Ban Kerap Kempis? Coba Periksa Bagian Ini

Menurut Manager Training PT Sumi Rubber Indonesia (Dunlop), Bambang Hermanuhadi, pihaknya menyarankan agar pemilik mobil melakukan pengisian ban mobil sesuai dengan ketentuan yang ada pada mobil tersebut.

"Kalau bisa mengisi ban angin dengan ketentuan pada mobil tersebut. Biasanya angka psi ada di samping pintu depan pengemudi," ungkap Bambang di sela acara peluncuran Dunlop Sport SP LM570, di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (20/2).

BACA JUGA: Cegah Ban Mobil Hilang, Ford Rancang Mur Pengunci Khusus Anti-Maling

Namun, kalau pemilik mobil tidak mengetahui tekanan angin pada mobilnya, Bambang menyarankan agar mengisi tekanan angin lebih dibanding kurang. Kenapa? Bambang menjelaskan, tekanan angin berlebihan lebih aman dari pada kurang.

"Jadi begini ketika ban dengan tekanan rendah dan kena lobang sekali maka defleksinya akan goyang terus karena dia empuk. Contohnya, ban itu dikelilingi oleh kawat,  kalau kawat kita tekuk-tekuk kelamaan pasti akan putus. Pas putus di satu titik, maka kawat yang lain akan ikut," kata Bambang.

Ia menambahkan, ketika kawat pada ban sudah putus satu. Kemungkinan kawat yang ada pada sisi kanan-kiri di ban dan bahkan semuanya akan ikut terputus.

"Kalau kita lihat kecelakaan di tol itu pasti disebabkan oleh ban pecah kan. Tapi sebenarnya pecah ban itu tidak ada yang tiba-tiba, karena tekanan anginnya tidak dicek. Kecelakaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh tekanan angin yang kurang," terangnya.

Namun ketika tekanan angin ban lebih, Bambang mengatakan, maka kawat yang ada di ban tidak mudah putus. Sebab tekanan angin di dalam ban terus meningkat. Hanya saja ban itu akan pecah kalau membentur benda tajam.

"Hanya membentur benda tajam ban akan pecah. Kalau hanya membentur benda keras saja ban itu tidak akan pecah, hanya  kenyamanan saat berkendara akan berkurang," terangnya.

Jadi, kata Bambang, belum pernah ada ban yang pecah disebabkan kenaikan tekanan karena pemakaian normal. (mg9/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler