jpnn.com, JEMBER - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menghadiri peringatan seratus hari meninggalnya Habib Sholeh Almuhdar di Desa Karangsemanding, Balung, Jember, Jawa Timur, Minggu (8/12) malam.
Dalam kesempatan ini, Hasto mengenang sahabatnya itu sebagai sosok terdepan dalam memperjuangkan persaudaraan dan persatuan.
BACA JUGA: Habib Husen: Semoga Makin Banyak Habaib Banteng
Hasto menyampaikan itu di hadapan ratusan petakziah yang hadir. Hadir sejumlah ulama, forum koordinasi pimpinan daerah setempat dan tokoh.
Di antaranya Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, anggota DPR RI sekaligus Ketua Umum Pagar Nusa M Nabil Haroen, intelektual NU Zuhairi Misrawi dan Habib Husen Bin Muhdar Almuhdar.
BACA JUGA: Ada Pesan dari Bu Mega Lewat Hasto buat Kader PDIP di Bantul
Acara itu diselenggarakan di depan kediaman rumah kakak almarhum, yaitu Habib Ahmad bin Hasan Almuhdar.
"Ibu Megawati saat tahu meninggalnya beliau langsung menyuruh kami ke Situbondo. Saat mendengar kabar itu, kami sangat kehilangan. Beliau pejuang kebenaran, selalu menolong setiap orang yang datang bertemu beliau," kata Hasto.
BACA JUGA: Jelang Rakernas I PDIP, Megawati Keluarkan Instruksi Penting
Hasto mengenal dengan dekat salah satu tim internal Calon Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin saat kampanye Pemilu 2019.
Hasto banyak belajar tentang makna persahabatan dari Habib Sholeh. Namun di sisi lain, Habib Sholeh sangat garang ketika menentang segala paham yang memecah belah bangsa.
"Habib Sholeh dibesarkan NU dan dekat dengan Almarhum Gus Dur. Beliau selalu menggelorakan semangat Islam rahmatan lilalamin. Lalu meyakini bahwa Islam dan nasionalis tak bisa dipisahkan," jelas dia.
Sejumlah tempat pada masa kampanye lalu kerap melakukan safari di sejumlah daerah. Di beberapa tempat, Habib Sholeh mampu membuka pintu persahabatan antara PDIP dengan tokoh muslim setempat. Hasto menyadari PDIP kerap diserang fitnah rentang agama pada kala itu.
"Malam ini, kami rajut persaudaraan di tempat ini. Kami percaya apa yang beliau perjuangankan tak sia-sia. Cerminan kepemimpinan Indonesia kita yaitu kekuatan besar antara umara dan ulama," jelas Hasto.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, perjuangan Habib Sholeh dalam memerangi fitnah terhadap PDIP merupakan jasa yang tidak bisa dilupakan. Anas yang merupakan politikus PDIP ini menilai agenda ini adalah bentuk perhatian yang mendalam terhadap perjuangan Habib Sholeh.
"Ketua Umum PDIP Ibu Megawati juga peduli untuk mereka yang mendarmakan diri bagi negara dan PDIP. Mudah-mudahan, kita doakan Habib Sholeh husnulkhatimah," jelas dia.
Anas juga menilai persahabatan antara Hasto dengan Habib Sholeh perlu dicontoh. Sebab, persahabatan keduanya abadi meski sudah berbeda dunia.
"Saya tahu Pak Sekjen ini sibuknya luar biasa di Jakarta. Tapi untuk memberikan nilai persahabatan itu sendiri, beliau mau datang jauh-jauh ke sini," kata Anas.
Sementara itu, Habib Husen Bin Muhdar Almuhdar mengibaratkan Habib Sholeh sebagai pemadam kebakaran di tengah krisis SARA belakangan ini. Habib Sholeh, menurut Habib Husen, tak segan-segan memerangi fitnah itu dengan langsung turun ke jalan.
"Mari kita doakan beliau. Habib Sholeh mematikan fitnah kayak pemadam kebakaran. Membawa perdamaian. Menabur kasih sayang seperti ajaran Rasulullah. Bukan kebencian," tutur Habib Husen. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga