jpnn.com, SEMARANG - Kabar duka menyelimuti masyarakat Jawa Tengah. Ulama kharismatik asal Kudus, Habib Ja'far al Kaff dikabarkan telah wafat di Samarinda Kalimantan Timur pada Jumat (1/1) kemarin.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Habib Ja'far. Ganjar mengatakan, selama hidup Habib Ja'far selalu memberikan ketenangan kepada masyarakat dan selalu mengajarkan tentang bagaimana mencintai tanah air.
"Tentu saya mengucapkan belasungkawa yang dalam atas wafatnya Habib Ja'far. Beliau ulama kharismatik yang selalu memberikan ketenangan, kalau berbicara adem dan selalu mengajarkan masyarakat tentang cinta tanah air," kata Ganjar pada Sabtu (2/1).
Banyak sekali kenangan Ganjar bersama ulama yang dikenal sebagai wali yang memiliki maqom majdub. Tingkah lakunya yang kadang nyeleneh (jadzab) membuatnya terkenal di seluruh Indonesia. Bahkan, Ganjar memiliki pengalaman sendiri bagaimana kebiasaan nyleneh Habib Ja'far itu.
BACA JUGA: P2G Sebut Ganjar Pranowo Lebih Cepat Bertindak Dibandingkan Anies Baswedan
"Beliau itu sering mengatakan pada saya, Pak Gub saya itu sering mengelilingi rumah njenengan, rumah Kapolda, Pangdam pada pukul 02.00 dinihari. Saya tanya, lha buat apa bib, beliau jawab ya biar aman saja," kenang Ganjar.
Ganjar juga mengatakan bahwa dalam pergaulan sehari-hari, Habib Ja'far penuh dengan simbol-simbol. Sering Ganjar makan bersama Habib Ja'far bersama jajaran Forkompimda, dan mendapat perilaku nyeleneh Habib Ja'far yang penuh misteri.
BACA JUGA: Malam-malam Pak Ganjar Bertemu Penggali Kubur Jenazah Covid-19, Ternyata yang Dilakukannya
"Jadi kalau lagi makan bersama, misalnya makan ayam, beliau itu selalu memotong bagian-bagian tertentu. Misalnya kepala, sayap, ceker dan dibagi-bagi pada kami. Beliau memberikan bagian itu sambil bilang, ini buat kamu kepala supaya bisa berpikir, kamu sayap biar bisa terbang kemana-mana, nah kamu ceker supaya bisa eker-eker rejeki. Saat itu saya dapat bagian sayap, entah apa maksudnya," ucapnya.
Begitupula saat makan buah-buahan. Ketika Ganjar hendak mengambil buah anggur, Habib Ja'far melarangnya. Dia meminta Ganjar untuk memakan buah jeruk yang ada.
"Ojo anggur, mengko ndak nganggur (jangan anggur, nanti jadi pengangguran). Jeruk saja, iki artine rejekine dikeruk (rejekinya banyak)," katanya.
Ganjar juga mengatakan pernah sowan ke Habib Ja'far dan pulang diberi hadiah kacang hijau. Saat itu, Habib memintanya menaburkan kacang hijau itu di halaman rumah Ganjar.
"Saya sampai sekarang tidak mengerti maksud kacang hijau itu apa. Ya, beliau memang penuh simbol-simbol. Namun dibalik sifatnya yang mungkin orang melihat nyleneh, seperti anak kecil, namun beliau memiliki karomah luar biasa. Itulah kenapa banyak sekali masyarakat sampai pejabat yang ingin sowan dengan beliau," terangnya.
Masyarakat Jawa Tengah, lanjut Ganjar, pasti merasakan kehilangan dengan wafatnya Habib Ja'far. Meski begitu, Ganjar meminta masyarakat tidak datang ke Kudus untuk melayat karena kondisi masih pandemi.
"Harapannya karena masih pandemi, sedikit saja masyarakat yang takziah. Mari kita doakan beliau dari rumah masing-masing saja, agar tidak menimbulkan kerumunan. Saya juga minta Pemkab Kudus untuk membantu semua pelaksanaan pemakaman dan tetap menjaga protokol kesehatan," tuturnya.
Habib Ja'far al Kaff meninggal dunia di Samarinda Kalimantan Timur pada Jumat (1/1). Habib Ja'far al Kaff adalah ulama kharismatik yang telah malang melintang di Indonesia.
Dia dikenal sebagai wali yang memiliki maqom majdub dan sering melakukan aktivitas nyeleneh atau dikenal dengan sifat jadzab.
Dalam penampilannya sehari-hari, Habib Ja'far selalu nyentrik dengan rambut gondrong, pakaian sederhana, sandal jepit dan kopiah hitam.
Salah satu hal aneh yang pernah dilakukan Habib Ja'far adalah membuang uang ratusan juta rupiah ke lautan. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia