JPNN.com
Kenapa 26 Januari Jadi Tanggal Kontroversial di Australia? - JPNN.com

Tanggal 26 Januari bukan sekadar tanggal biasa di kalender Australia. Hari ini diperingati sebagai Hari Australia, atau yang dikenal dengan "Australia Day."

Pada umumnya, warga Australia merayakan Hari Australia, dengan berkumpul bersama keluarga dan teman-temannya.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: COVID Kemungkinan Besar Berasal dari Laboratorium

Karena jatuh di musim panas, mereka biasanya suka menghabiskan waktu di pantai dan menikmati 'barbeku'.

Beberapa anggota komunitas dari berbagai negara juga merayakan kebudayaan mereka dengan parade, termasuk dari Indonesia.

BACA JUGA: Warga Indonesia yang Rumahnya Terbakar Menerima Pertolongan Komunitas Australia

Namun, Hari Australia ini juga dipakai untuk melakukan unjuk rasa.

Ratusan ribu orang di berbagai negara bagian Australia turun ke jalan dan meminta supaya tanggal peringatan itu diubah, atau bahkan dihapus dari kalender.

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Berencana Tulis Ulang Lagu Kebangsaannya, Arab Saudi Gandeng Hans Zimmer

Tapi apa sebenarnya yang membuat tanggal 26 Januari kontroversial?Hari kelam bagi masyarakat pribumi Australia

Tanggal 26 Januari merupakan hari di mana Arthur Phillip, pemimpin armada pertama Inggris ke Australia, mengibarkan bendera Inggris di Pelabuhan Sydney pada tahun 1788.

Namun, bagi masyarakat Aborigin yang sudah mendiami tanah Australia lebih dari 50.000 tahun sebelum kedatangan ini, tanggal tersebut dikenal sebagai "Hari Invasi", "Hari Bertahan Hidup", atau "Hari Berkabung."

Sejarawan Australian National University Angela Woollacott mengatakan hari tersebut melambangkan dimulainya penjajahan oleh Inggris, perampasan tanah, kekerasan, dan pengabaian hak warga Aborigin.

"[Masyarakat pribumi] benar-benar menderita. Banyak yang meninggal dan menderita dalam hal terampasnya tanah, yang berarti terenggutnya mata pencaharian dan budaya mereka," kata Angela.

"Sampai saat ini, masyarakat pribumi Australia masih tertinggal dalam hal ekonomi, kesehatan, dan pendidikan."

Menurut data Parlemen Australia, angka kemiskinan penduduk Aborigin dua hingga tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan non-pribumi di Australia.Unjuk rasa di seluruh Australia

Angela mengatakan masyarakat Aborigin Australia telah melakukan unjuk rasa sejak tahun 1938.

Namun, demonstrasi ini baru menjadi semakin besar pada tahun 1988, bertepatan dengan perayaan dua abad Australia.

Hingga saat ini, unjuk rasa yang menentang tanggal 26 Januari terus berlangsung, bahkan dengan partisipan yang semakin banyak.

Di Brisbane, pengunjuk rasa berkumpul di Queens Park di pusat bisnis kota (CBD) dan berjalan menuju Musgrave Park di West End.

Zaida, salah satu peserta unjuk rasa, mengatakan jumlah partisipan telah meningkat dari tahun ke tahun.

"Semakin banyak orang turun ke jalan dan ingin melihat perubahan," ujarnya.

"Saya datang setiap tahun karena saya merasa sangat penting untuk mengingat negara ini memiliki masa lalu yang kelam."

Lateisha, pengunjuk rasa lainnya di Brisbane, mengatakan tanggal ini membuatnya dan komunitasnya merasa emosional.

"Bagi kami, ini adalah hari yang mengingatkan akan sejarah panjang penderitaan, tapi juga mencerminkan kekuatan masyarakat kami," katanya.

"Mereka coba membunuh kami, tetapi kami masih di sini, jadi kami selamat."

Di Canberra, ratusan warga Australia melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Tenda Aborigin di depan Gedung Parlemen Lama.

Di sana, banyak pengunjuk rasa telah menegaskan kembali permohonan mereka kepada pemerintah Australia agar tanggal Hari Australia diubah.

Mary-Anne, salah satu pengujuk rasa di Canberra, adalah salah satu yang menyetujui ini.

"Kita butuh satu hari di mana kita bisa merayakan negara kita yang indah dan masyarakatnya yang beragam, satu hari yang membahagiakan semua orang, tapi itu bukan hari ini," katanya.Apakah Hari Australia bisa diganti?

Menurut Angela, alasan di balik pemilihan 26 Januari sebagai Hari Australia sebenarnya "tidak beralasan kuat."

Hari itu bukanlah hari pertama Kapten Arthur Phillip tiba di Australia.

"Armada pertama yang dipimpin Phillip awalnya mendarat di Botany Bay, bukan langsung di Sydney Harbour," katanya.

"Mereka sudah berada di sana sekitar satu atau dua hari sebelum akhirnya pindah ke Sydney Harbour."

Bahkan menurutnya 26 Januari bukanlah hari pertama bendera Inggris ditancapkan di tanah Australia.

"Bendera Inggris sebenarnya sudah lebih dulu ditancapkan pada tahun 1770, ketika Kapten James Cook memetakan pantai timur Australia untuk Inggris," kata Angela.

"Ia menancapkan bendera tersebut di Pulau Possession, yang terletak di utara Queensland."

James Cook adalah penjelajah asal Inggris yang pertama kali menemukan benua Australia untuk Inggris saat sedang memetakan Samudra Pasifik.

Karena penetapan tanggal Hari Australia masih diperdebatkan, Angela mengatakan tanggal tersebut bisa diganti.

Salah satu opsi yang menurut Angela masuk akal adalah dengan mengganti tanggal tersebut ke 1 Januari ketika Australia menjadi negara federasi.

Namun, opsi ini juga memiliki kendala tersendiri.

"Tanggal federasi Australia itu 1 Januari … masalahnya, tanggal itu sudah menjadi hari libur tahun baru. Jadi, tidak semua orang mau merayakan dua hal di hari yang sama," katanya.

Alternatif lain, menurut Angela, adalah menunggu hingga Australia benar-benar memutuskan hubungan konstitusional dengan Inggris.

"Australia masuk dalam kelompok minoritas negara bekas jajahan Inggris yang belum sepenuhnya merdeka secara konstitusional," ujarnya.

"Jadi, mengapa kita tidak menggunakan tanggal putusnya hubungan konstitusional tersebut?"

"Tanggal ketika nanti kita secara resmi menjadi republik yang seutuhnya, bebas dari Inggris, bisa menjadi pilihan ideal untuk hari nasional kita."

Sampai ditetapkannya tanggal baru untuk hari nasional Australia, Angela mengatakan perdebatan mengenai tanggal ini akan terus berlanjut, begitu pula dengan aksi unjuk rasa yang semakin besar.

"Perdebatan ini sekarang semakin memanas dan tampaknya tidak akan berakhir dalam waktu dekat."

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bunga Bangkai Mekar di Australia, Dinamai Putricia

Berita Terkait