Kenapa Biarawati Korban Pelecehan di India Memilih Bungkam?

Kamis, 03 Januari 2019 – 15:37 WIB
Biarawati di India. Foto: AP

jpnn.com, KURAVILANGAD - Bungkam menjadi pilihan terbaik biarawati-biarawati korban pelecehan seksual di India. Dengan diam, mereka terhindar dari isolasi di lingkungan biara dan Gereja Katolik. Kehidupan sehari-hari pun berjalan ''normal''.

Namun, hal itu juga membuat para penjahat seksual di sekitar mereka aman dan tidak terjangkau hukum.

BACA JUGA: Lagi-Lagi, Pemerkosaan Biadab di India, Korbannya Balita

''Saya takut dikucilkan jika mengatakan yang sebenarnya. Saya tidak mau melawan komunitas dan para petinggi agama di sini,'' kata salah seorang biarawati yang pernah mengalami pelecehan seksual. Kemarin, Rabu (2/1) pengakuan itu dipublikasikan Associated Press dalam laporan eksklusif.

Biarawati itu mengalami pelecehan seksual dari seorang pastor saat usianya berkisar 20 tahun. Ketika itu, si pastor sudah berumur sekitar 60 tahun.

BACA JUGA: Astaga, Ibu Guru Cantik Cekoki Mantan Siswa dengan Foto Syur

Suatu malam, menurut dia, si pastor mengetuk pintu kamarnya. ''Setelah saya buka pintu, dia mengaku hendak mendiskusikan masalah spiritual,'' ungkapnya.

Namun, setelah berhasil masuk kamar, pastor itu malah berusaha mencium biarawati yang identitasnya dirahasiakan tersebut.

BACA JUGA: Makin Edan, Duterte Sebut Uskup Katolik Layak Dibunuh

Bukan hanya itu. Si pastor juga meremas salah satu bagian tubuh korban. Spontan, biarawati itu langsung mendorong tubuh si pastor sampai ke luar kamar. Dia lantas mengunci pintu.

Peristiwa itu membuat biarawati tersebut shock. Dia lantas mengirimkan protes tertulis kepada pejabat gereja. Surat itu tidak dia beri nama. Dia berharap pastor kurang ajar tersebut dipindahkan dari biara itu. Namun, upaya tersebut sia-sia.

Di India, Katolik merupakan agama dengan jumlah penganut terbesar ketiga setelah Hindu dan Islam. Ada sekitar 18 juta pemeluk Katolik di India. Artinya, biarawati yang melaporkan pelecehan seksual akan berhadapan dengan umat yang jumlahnya tidak sedikit.

Dalam investigasi khususnya, Associated Press menemukan lebih dari 20 orang yang pernah mengalami atau mengetahui pelecehan seksual di lingkungan gereja. Mereka menyatakan bahwa pelecehan seksual oleh rohaniwan lelaki terhadap para biarawati sudah terjadi bertahun-tahun. (sha/c5/hep)

PELECEHAN SEKSUAL DALAM BIARA

September 2018

Uskup Franco Mulakkal ditangkap setelah seorang biarawati mengaku menjadi korban pemerkosaan sang rohaniwan hingga 13 kali dalam kurun 2014-2016. Pemerkosaan terjadi di St. Francis Mission Home, Kuravilangad, India.

Oktober 2018

Mulakkal yang telah dibebastugaskan Vatikan kemudian bebas dengan jaminan setelah tiga pekan mendekam di tahanan. Rencananya, dia diadili tahun ini.

Desember 2018

Kelompok biarawati yang mendukung korban Mulakkal berunjuk rasa. Mereka mendesak aparat untuk kembali menahan Mulakkal. Namun, kelompok tersebut malah dikucilkan komunitasnya.

Januari 2019

Associated Press melaporkan hasil investigasinya. Kira-kira ada sekitar 20 biarawati, mantan biarawati, pastor, dan beberapa saksi lain yang mengetahui atau bahkan mengalami pelecehan seksual di lingkungan gereja.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Larang Ibu Menyusui, Mall di India Panen Kecaman


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler