Kenapa Soeharto Layak Jadi Pahlawan Nasional? Senior PDIP Ini Ungkap Alasannya

Selasa, 22 Februari 2022 – 20:25 WIB
Sidarto Danusubroto, anggota Wantimpres 2019-2024. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mayjen (hor) Dr dr Soeharto dianggap layak menjadi pahlawan nasional. Dokter pribadi Soekarno dan Moh Hatta itu dianggap berjasa bagi negara dan gagasannya turut menginspirasi pendiri bangsa.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Mayjen Pol (purn) Sidarto Danusubroto mengatakan dr Soeharto banyak membantu Bung Karno dalam menjaga kesehatan.

BACA JUGA: Sekjen PDIP: Pembangunan IKN Harus Mencerminkan Kepemimpinan dan Kultur Indonesia

Tak hanya itu, dr Seoharto juga merupakan orang kepercayaan dan sering menjalankan tugas rahasia dari Bung Karno.

Sidarto menyampaikan dr Soeharto juga ikut menggalang dana setelah Indonesia meraih kemerdekaan. Karena itu, dr Soeharto yang merupakan pendiri BNI layak menjadi pahlawan nasional.

BACA JUGA: Tingkat Kepuasan Kinerja Jokowi Tinggi, PDIP: Rakyat Memberikan Apresiasi, Selamat!

"Saya kebetulan adalah ajudan Presiden Soekarno pasca-Super Semar. Apa yang saya dengar dari Bung Karno saat beliau ditahan di Wisma Yaso, saya dengar sendiri dari Bung Karno bahwa dr Soeharto adalah salah satu kepercayaan saya selama sebelum kemerdekaan dan sudah kemerdekaan," kata Sidarto dalam Seminar Nasional Pengusulan Calon Pahlawan Nasional yang diadakan secara hybrid, Selasa (22/2).

Dalam seminar itu, turut hadir mantan anggota Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Prof Samsuridjal Djauzi; Direktur Kepahlawanan, Keperintisan, kesetiakawanan, dan Restorasi Sosial Kemensos Murhardjani; Guru Besar Ekonomi UI Prof Dorodjatun Kuntjorojakti; Guru Besar Ilmu Sejarah UGM Prof Djoko Suryo; Wakil Ketua MPR Arsul Sani; Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto; dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

BACA JUGA: Said Abdullah PDIP Mengkritisi Fatwa Haram Soal Wayang, Poin 4 Singgung MUI, Kemenag dan BNPT

Sidarto melanjutkan tak bisa dibayangkan seandainya tidak ada sosok dr Soeharto di samping Bung Karno. Jelang kemerdekaan, penyakit malaria cukup populer, termasuk menyerang Sidarto. Mantan Ketua MPR RI itu juga mengatakan pernah menderita malaria dan merasakan sakit yang begitu kuat. Penyakit itu juga dialami oleh Bung Karno.

"Bung Karno demam malaria. Seorang Bung Karno terkuras tenaganya sebelum Proklamasi harus dibantu oleh seorang dr Soeharto untuk bisa paginya membaca Teks Proklamasi yang kita kenang sampai sekarang" jelas politikus senior PDIP tersebut.

Guru Besar dan mantan Dekan FEUI Prof Dorodjatun Kuntjorojakti menilai naskah akademik pengusulan dr Soeharto sebagai pahlawan nasional disusun dengan baik. Setelah membaca naskah akademik itu, Dorodjatun juga menemukan peran penting dr Soeharto yang menjadi orang kepercayaan Bung Karno.

"Berkali-kali kalau saya lihat, Bung Karno dan Bung Hatta itu kembali lagi, kembali lagi kepada tokoh yang namanya dokter Soeharto. Oleh karena saya perhatikan, apa pun tugas yang diberikan kepada beliau, tidak pernah ngeluh, dilaksanakan. Dilaksanakan dengan baik," kata dia.

Dorodjatun menilai dr Soeharto menjadi Adminsitrator Militer Pusat, mengatur Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Laskar yang jumlah anggotanya ribuan dan susah dikendalikan di Yogya.

"Di situ ada Panglima Sudirman, ada tokoh-tokoh seperti Oerip Soemohardjo, jenderal seperti Nasution, Simatupang, tetapi pada akhirnya administator ini, saya baca, sangat menentukan. Pantas beliau ini dibawa terus oleh Bung Karno," kata dia.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menceritakan setelah dirinya menerima perwakilan keluarga dokter Soeharto dan dipaparkan sepak terjang dan perjuangannya selama hidup, sangat bisa disimpulkan bahwa pendiri Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu layak mendapat gelar pahlawan nasional.

Ganjar mengatakan hanya perlu memenuhi persyaratan administrasi saja untuk mewujudkannya.

"Dia tentara, pernah jadi menteri. Talenta beliau luar biasa. Mudah-mudahan seminar ini makin bisa mengungkap ceritanya. Beliau sangat layak, perannya luar biasa, tidak diragukan lagi," kata Gubernur Jawa Tengah.

Dalam kesempatan yang sama, Murhardjani memaparkan prosedur dan mekanisme pengusulan calon pahlawan nasional. Dia mengapresiasi keluarga dokter Soeharto yang telah dengan baik mempersiapkan berbagai dokumen pendukung untuk pemenuhan persyaratan administrasi termasuk proses yang sedang berlangsung di Kantor Dinas Sosial dan Kantor Pemprov Jawa Tengah.

"Semoga usulan nanti bisa memenuhi syarat termasuk berbagai dokumen perjuangan dan beliau sosok yang layak mendapat gelar pahlawan nasional," ucapnya.

Muhardjani menceritakan batas akhir penerimaan usul  pemberian gelar nasional pada akhir Maret 2022. Saat ini Indonesia memiliki pahlawan nasional sejumlah 195 dari berbagai provinsi dan hanya Provinsi Kaltara yang belum terwakili.

Sementara itu, Guru Besar Ilmu Sejarah UGM Prof Djoko Suryo mengatakan dr Soeharto merupakan saksi sekaligus pelaku sejarah. Djoko juga menganggap jasa-jasa dr Soeharto sangat besar bagi Indonesia.

Di sisi lain, selama para narasumber memaparkan materi, Djoko mendengar sebuah kisah yang sangat penting, terutama bagi penyusunan sejarah Indonesia sebagai bangsa yang besar.

"Uraian pengungkapan data dr Soeharto ini telah bisa melengkapi dan menyempurnakan sejarah Indonesia yang selama ini dalam penyusunannya belum sempurna" jelas dia. (tan/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Adil
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler