Kenya Bersyukur Bisa Buka Kedubes di Indonesia, Episentrum Dunia

Jumat, 18 Maret 2022 – 23:20 WIB
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi (kiri) dan Menteri Luar Negeri Kenya (kanan) Raychelle Omamo meresmikan pembukaan Kedutaan Besar (Kedubes) Kenya di Jakarta, Kamis (17/3/2022). (ANTARA / Azis Kurmala)

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Kenya Raychelle Omamo menilai Presidensi G20 kembali menjadikan Indonesia episentrum dunia setelah Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955 silam.

“Saya sangat bersyukur bahwa kami bisa meresmikan Kedubes di Jakarta kemarin saat Indonesia memegang Presidensi G20. Indonesia kembali menjadi episentrum dunia,” kata Raychelle dalam pidatonya pada penandatanganan nota kesepahaman antara Universitas Padjadjaran dan University of Nairobi yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat.

BACA JUGA: Kenya Buka Kantor Kedutaan di Jakarta, Menlu Omamo: Indonesia Tetangga Kami

Dalam G20, forum negara-negara yang menyumbang produk domestik bruto (PDB) 80 persen dunia itu, dia menyakini Indonesia akan melancarkan diplomasi yang inovatif dan mengejutkan.

“Diplomasi yang membantu membangkitkan diri dan memahami potensinya serta kemampuan untuk mempengaruhi negara-negara di ajang dunia,” katanya.

BACA JUGA: WNA Kenya dan Iran Selundupkan Sabu-Sabu Melalui Bandara Soekarno-Hatta

Untuk itu, Raychelle berpendapat nilai-nilai luhur yang digaungkan dalam momentum bersejarah KAA perlu dibangkitkan kembali saat ini.

“Kita harus menangkap kembali semangat kebebasan, semangat emansipasi, tekad diri. Kita juga harus memperbarui semangat untuk menjawab segala tantangan saat ini,” katanya.

BACA JUGA: Diikuti Ribuan Peserta, Pelari Kenya Unggul di Mandiri Jogja Marathon 2019 

Dia mengaku merasakan kekuatan saat melihat foto-foto bersejarah di museum KAA.

“Saya merasakan kembali kekuatan yang dulu berada di sini pada 1955 saat sejarah itu diciptakan, saat Indonesia menjadi pusat dunia. Pemikiran revolusioner saya muncul dan menyadari bahwa masih ada tempat untuk Asia dan Afrika menjalin kerja sama,” katanya.

Menurut dia, tidak ada satu negara pun yang mampu berdiri sendiri, sehingga dibutuhkan aliansi dan kemitraan baru untuk membantu dalam menjawab tantangan, seperti globalisasi, rasisme, keterbelakangan dan keamanan.

“Kenya merupakan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Jadi, Kenya dan Indonesia duduk di kursi yang sama, di mana mereka bisa mempengaruhi isu terkait keamanan, pembangunan. Kita harus bangkit, dan melakukan pembaruan serta perubahan dari yang biasa menjadi tidak biasa,” katanya.

Raychelle juga mengatakan Indonesia memainkan peranan penting di wilayah Indo-Pasifik yang menjadi mesin pertumbuhan yang saat ini terus melesat.

“Saya terkesan saat saya di perjalanan menuju ke sini. Di Kenya baru merayakan jalan ekspres yang melintasi Nairobi. Di Jakarta saya melihat ada sekitar 20 jalanan seperti itu. Negara ini juga memastikan 200 juta rakyatnya bisa mengakses air bersih. Kami harus belajar dari negara seperti Indonesia,” katanya. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler