jpnn.com, PALEMBANG - Rahmad Darmawan (RD) langsung terbang kembali ke Jakarta usai meneken kontrak dengan Sriwijaya FC.
Bersama istrinya, Dinda Eti Yulianti, Coach RD mengikuti manasik umrah.
BACA JUGA: Gabriel Viscara Bergabung dengan SFC, Ichsan Bilang Begini
“Coach RD memang akan pergi umrah, izinnya mulai 28 hingga 8 Desember nanti,” ungkap Sekretaris Tim Sriwijaya FC, Ahmad Harris, kemarin.
Keberangkatan RD ke Tanah Suci membuatnya melewatkan sesi latihan perdana anak asuhnya pada 4 Desember mendatang.
BACA JUGA: Syarat Utama Pemain Sriwijaya FC Harus Lolos Tes Satu Ini
“Tidak masalah karena untuk latihan perdana akan di-handle asisten pelatih,” jelas Harris.
Jumat malam, usai teken kontrak, RD bersama sang istri makan malam bersama. Pelatih anyar Sriwijaya FC ini menikmati keindahan Palembang di waktu malam, kota yang sudah lama ditinggalkannya.
BACA JUGA: Kejar Trofi Juara, Sriwijaya FC Siapkan Rp 35 Miliar
Banyak harapan yang kini dibebankan ke pundaknya. Dia masih dianggap salah satu pelatih terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.
RD sendiri terbilang kenyang pangalaman. Beberapa tim kuat seperti Persipura, Persija, Sriwijaya FC pernah merasakan tangan dinginnya.
Tidak hanya di level klub, pelatih asal Metro Lampung tersebut juga pernah mengatarkan beberapa trofi di kancah nasional Timnas U-23. Bahkan pengalaman ini, mungkin akan semakin terasa, setelah dua musim ke belakang, RD mengenyam pengalaman di sepak bola luar negeri, Malaysia.
Selama menjadi pelatih di tim Negeri Jiran, T-Team, RD mengaku banyak mendapatkan ilmu kepelatihan bagi pribadinya. Pengalaman itu tentu akan diterapkannya saat memimpi juara menghadapi derasnya kompetisi musim depan di kasta tertinggi Indonesia 2018.
“Jujur banyak sekali ilmu yang saya dapat selama jadi pelatih di sana. Tentu, hal-hal yang positif (baik, red) akan saya terapkan pastinya,” kata RD.
RD menceritakan, namanya pengalaman pasti ada sisi positif dan negatif pola sepak bola Malaysia dan Indonesia. Tapi sisi baik dan buruk itu tak bisa diungkapkannya.
“Ada juga minusnya. Apa itu? Tidak mungkin saya ucapkan karena tak elok. Tapi pastinya sisi positif di sana akan saya terapkan,” ucapnya.
Dia sendiri sangat paham melatih di Indonesia cukup berbeda secara atmosfir. Karena setiap tim mungkin akan selalu punya pressure kuat dari para fans. Namun sebaliknya, RD sangat menyukai kondisi tersebut. Alasan dia menerima kembali Laskar Wong Kito karena ekspektasi yang tinggi dari masyarakat Sumsel.
Apalagi klub yang dibawahinya ini, pernah menjadi raksasa di Liga Super Indonesia (LSI) dengan rentetan gelar di tahun emasnya 2017-2010.
“Memang desakan fans sangat besar di Indonesia, tidak seperti Malaysia. Tapi saya kembali tertantang kembali ke Indonesia. SFC menawarkan saya kembali. Hanya bertemu 15 menit, semua selesai. Apalagi saya sudah lama tinggal di Palembang. Sudah seperti pulang kampung,” ujarnya.
Terakhir, dia melatih klub asal Malaysia, T-Team, yang mampu selamat dari jurang degradasi dan bertengger di urutan ke-9 klasemen akhir. Namun sangat disayangkan, pihak Kerajaan Trengganu membubarkan T-Team dengan alasan efisiensi biaya karena Trengganu FC I lolos ke Liga Primer Malaysia.
Merasa tidak senang dengan keputusan Kerajaan Trengganu, RD pun memutus kontraknya dan kembali ke Indonesia. Meskipun prestasi RD buruk di klub lain, namun para fans sepertinya yakin. Dengan gonta-ganti pelatih di Liga 1 terdahulu, RD lah sosok yang bisa membangunkan prestasi Elang Andalas dari tidur pulasnya. (cj11/ce1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... RD Jadi Pelatih, Sriwijaya FC Gaet Bintang Arema
Redaktur & Reporter : Budi