Mereka menawarkan hadiah jutaan dolar AS bagi siapa saja yang bisa menangkap Assad, baik dalam kondisi hidup maupun mati. Hadiah sayembara itu disiapkan pengusaha pendukung Free Syrian Army (FSA), kelompok tentara yang membelot dan bergabung dengan oposisi. Identitas sang pengusaha itu dirahasiakan demi alasan keamanan.
Mengutip pernyataan Komandan FSA Ahmad Hijzai, kantor berita Turki Anadolu melaporkan kemarin (18/9) bahwa hadiah yang ditawarkan mencapai USD 25 juta (sekitar Rp 237,5 miliar). Oposisi pun berharap tewasnya Assad kelak akan membawa keruntuhan rezim di Syria.
Dengan adanya sayembara tersebut, kepala atau nyawa Assad setara dengan Osama bin Laden. Pemerintah AS menyediakan imbalan bagi pemberi informasi keberadaan mantan pemimpin Al Qaeda itu lewat program Reward for Justice. Tetapi, imbalan USD 25 juta itu akhirnya urung menjadi milik siapapun karena operasi yang menewaskan Osama di Abbotabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011 dinilai sebagai hasil intelijen elektronik dan bukan dari informan manusia.
Oposisi berupaya untuk melengserkan rezim Assad yang diyakini sejumlah pemimpin dunia bertanggung jawab atas tewasnya ribuan warga sipil Syria sejak pecahnya revolusi 18 bulan lalu. Namun, kedua pihak dinilai bersalah atas perang saudara di Syria. Laporan komite independen internasional badan HAM PBB menyatakan bahwa pihak-pihak yang berseteru di Syria sama-sama telah melakukan kejahatan perang.
Sebelumnya, seorang pejabat tinggi Arab Saudi, Sheikh Ali Al-Rubaie, mengumumkan sayembara sama awal bulan ini. Hadiah yang ditawarkan untuk kepala Assad mencapai USD 450 ribu (Rp 4,275 miliar). Sayembara tersebut cukup mengganggu karena Rubaie bukan hanya pemimpin agama kelompok Wahabi, namun juga pejabat pemerintahan Arab Saudi. Sayembara itu dinilai terlalu vulgar. Meski begitu, Presiden AS Barack Obama mengapresiasi pengumuman sayembara oleh Rubaie.
Sementara itu, kekerasan di Syria kembali memakan korban. Sejumlah ledakan mengguncang Kota Damaskus kemarin. Sedikitnya, 14 tewas akibat kekerasan di seantero Syria kemarin. Termasuk, empat orang di Damaskus.
Jet-jet tempur militer Assad juga menggempur sejumlah kota di Syria. Serangan udara itu menghajar Aleppo sampai Provinsi Deir Ezzor di timur. Rezim Assad juga mengklaim bahwa militer pemerintah menewaskan dan melukai banyak teroris (sebutan untuk oposisi) di dekat sebuah sekolah di Aleppo.
Dalam perkembangan lain, Utusan Khusus PBB-Liga Arab Lakhdar Brahimi mengunjungi kamp pengungsi Syria di Provinsi Hatay, Turki, kemarin. Meski mengaku belum mempunyai formula untuk menghentikan konflik, Brahimi berharap rakyat Syria akan menemukan segera kedamaian.
Sekitar 250 ribu pengungsi Syria diperkirakan tersebar di Turki, Lebanon, dan Iraq. Brahimi menyatakan bahwa para pengungsi Syria diperlakukan dengan baik di wilayah Turki. "Kami berharap negara mereka akan damai lagi sehingga mereka bisa segera pulang," ujarnya. (CNN/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terancam Penjara, Fotografer Pilih Menghilang
Redaktur : Tim Redaksi