JAKARTA - Pemerintah menyikapi serius insiden penyergapan OPM ke iring-iringan patroli TNI di Papua. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman menegaskan, aparat sudah menemukan arah penyelidikan terkait dengan penyerangan Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Papua. Indikasi itu dilihat dari kaburnya para penyerang ke arah perbatasan.
"Kita perkirakan mereka kelompok-kelompok yang memang di perbatasan. Jadi sudah makin terarah sehingga operasi yang dilakukan lebih mudah," kata Marciano di Bandara Halim Perdanakusuma, Senin (2/7).
Mantan Pangdam Jaya itu mengungkapkan, pihaknya juga terus mendalami adanya keterkaitan dengan pihak asing di balik aksi-aksi penyerangan yang belakangan terjadi. "Saya rasa tetap melakukan pendalaman. Kemungkinan itu tetap kita dalami," ujar Marciano.
BIN, lanjut dia, terus melakukan upaya pendekatan menyusul meningkatnya intensitas kekerasan di Papua. Marciano menegaskan, pintu selalu terbuka bagi mereka yang hendak kembali ke NKRI dan kembali membangun Papua. Menurutnya, pembangunan di tanah Papua tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah pusat.
"Komunikasi dengan pihak-pihak yang masih bisa punya pemahaman membangun papua dalam bingkai NKRI itu pasti tetap kita lakukan oleh semuanya," urai mantan komandan Paspampres itu.
Secara terpisah, Kapolri Jenderal Timur Pradopo menjelaskan meski yang diserang adalah iring-iringan TNI, polisi tetap terlibat. "Ditangani secara serius oleh Polda Papua," ujarnya di Mabes Polri kemarin.
Menurut Timur , pihaknya saat ini masih melakukan olah TKP untuk mencari bukti-bukti termasuk proyektil peluru yang digunakan. Ini akan memudahkan identifikasi dari mana arah tembakan berasal dan siapa pelaku penembakan tersebut. "Nanti telihat kelompoknya," tambahnya.
Organisasi Papua Merdeka menyerang sejumlah anggota dari Yon 413 Kostrad yang tengah berpatroli. Seorang kepala desa Sawiyo Tami Wembi Kabupaten Kerom, Papua. Johanes Yanafrom, terkena tembakan. Selain itu, seorang anggota TNI mengalami luka akibat terkena pecahan kaca mobil. (fal/rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengacara Dhana Pertanyakan Nilai Kerugian Negara
Redaktur : Tim Redaksi