jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan mengatakan pemerintah sudah mampu mengendalikan pandemi Covid-19. Setelah kondisi pandemi mereda, pemerintah kini fokus pada pemulihan ekonomi nasional.
“Pemerintah mencurahkan perhatian mengurangi tekanan eksternal ini pada perekonomian masyarakat, terutama masyarakat bawah,” kata Budi dalam siaran persnya, Senin (18/4).
BACA JUGA: BIN Prioritaskan Lansia dalam Kegiatan Vaksinasi di Kalteng
Mantan Wakapolri ini mengatakan konflik Rusia-Ukraina berdampak pada kelangkaan berbagai kebutuhan pokok. Hal ini memicu inflasi bahkan ancaman stagflasi di sejumlah negara.
“Di Indonesia, dampaknya sangat dirasakan masyarakat kebanyakan akibat kenaikan harga-harga yang tak terhindari. Terutama harga bahan bakar, pangan, dan berbagai produk turunannya,” ujar Budi.
BACA JUGA: Mahfud Memimpin Rakor Terbatas, Ada Jenderal Andika hingga Budi Gunawan, Apa yang Dibahas?Â
Dia mengatakan pemerintah sudah meluncurkan serangkaian program bantalan ekonomi untuk masyarakat luas, khususnya golongan miskin dan rentan yang nilainya mendekati Rp 500 triliun.
Sebab, bila tekanan di sektor ekonomi ini tidak diatasi, efeknya bisa merembet ke kehidupan sosial politik.
BACA JUGA: Budi Gunawan: IKN Nusantara Dirancang Siap Menghadapi Pandemi Â
Rangkaian program itu meliputi berbagai jenis bantuan sosial, subsidi energi dan non-energi, bantuan iuran JKN (jaminan kesehatan nasional), bantuan prakerja, hingga subsidi bunga KUR (kredit usaha rakyat).
“Semua itu merupakan program afirmasi pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat kebanyakan agar kehidupan sosial ekonomi yang selama ini kondusif tetap terjaga,” kata pria yang juga menjadi Guru Besar di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) ini.
Budi meminta langkah afirmasi pemerintah itu seharusnya diikuti oleh semua elemen bangsa, termasuk para pelaku ekonomi nasional.
Dia menyebut inilah saatnya menunjukkan kepedulian kepada masyarakat kebanyakan dengan tidak ikut mengkonsumsi komoditas dan layanan bersubsidi.
Bagi para elite politik, agar tidak mengeksploitasi kesulitan rakyat, termasuk tidak menjadikan politik identitas yang mengedepankan isu-isu politik SARA sebagai bahan kontestasi.
“Sebagaimana telah diingatkan Presiden Jokowi, kontestasi politik itu biasa. Tapi jangan sampai hanya demi kepentingan sesaat, lalu mengorbankan rakyat,” tegas Budi.
Jebolan Akpol 1983 ini mengungkap pelajaran paling berharga dari kondisi eksternal yang sangat berdampak ke perekonomian nasional ini adalah perlunya upaya semua untuk menciptakan kemandirian ekonomi.
Keberhasilan Indonesia mengendalikan pandemi Covid-19 seharusnya menginspirasi semua anak bangsa untuk bersama menjaga kehidupan sosial politik agar tetap kondusif.
“Sehingga transisi pandemi menuju endemi akan sempurna dengan tetap bergulirnya pemulihan ekonomi serta terlaksananya agenda nasional, Pemilu dan Pilkada serentak 2024,” pungkas Budi. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepala BIN: Jangan Mengira Vaksin Tidak Berguna
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan