jpnn.com, TIMIKA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar menilai, konflik dan kekerasan di Papua harus segera diakhiri.
Hal tersebut sangat penting untuk dapat mewujudkan cita-cita masyarakat Papua yang damai dan sejahtera.
BACA JUGA: Menag Ingatkan Pentingnya Kebijakan Berbasis Penelitian
Inilah yang menjadi alasan BNPT menggelar dialog nasional untuk kesejahteraan Papua dengan sejumlah tokoh Papua.
Mulai dari tokoh adat, tokoh agama, tokoh perempuan, dan jajaran Pemerintah Kabupaten Mimika, Intan Jaya, Puncak, dan Puncak Jaya.
BACA JUGA: Herzaky Demokrat: Beli Sembako Saja Berat, Sekarang Mau Dipajaki Pula
Dialog nasional digelar di Hotel Horison Ultima, Timika, Papua, Jumat (11/6).
"Tujuan dari adanya dialog nasional ini pada akhirnya, yaitu untuk mewujudkan Papua yang damai, Papua yang sejahtera. Untuk bisa ke arah sana, Papua yang aman terlebih dahulu yang harus kita wujudkan ke depan," kata Boy Rafli.
BACA JUGA: Prediksi! Tokoh ini Bisa Jadi Kuda Hitam di Pilpres 2024
Mantan Kapolda Papua itu menyebut inisiatif BNPT untuk menggelar dialog nasional dengan para tokoh Papua merupakan bagian dari upaya mencari solusi.
Utamanya, bagaimana mengatasi aksi-aksi kekerasan yang terjadi di Tanah Papua akhir-akhir ini, terutama kekerasan oleh kelompok bersenjata.
Masih kerap terjadi aksi kekerasan oleh kelompok bersenjata di sejumlah wilayah di Papua itu mengakibatkan jatuhnya korban jiwa baik kalangan masyarakat sipil.
Bahkan, tidak sedikit petugas yang gugur saat melaksanakan penugasan untuk pengamanan di Papua.
Guna meredam berbagai tindak kekerasan di Tanah Papua itu, menurut Boy Rafli, diperlukan pendekatan-pendekatan yang mengarah pada pembangunan kesejahteraan.
"Masalahnya adalah bagaimana adanya hubungan komunikasi yang konstruktif antara unsur-unsur di pemerintahan dengan masyarakat, sehingga kita bisa mendengar secara langsung apa yang diinginkan oleh masyarakat dan pendekatan apa yang tepat yang dapat kita lakukan melalui kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan," ujarnya.
BNPT mempromosikan pendekatan yang bersifat lunak atau soft approach yang berbasiskan kesejahteraan masyarakat, dengan membangun sinergi antara kementerian, lembaga, pemerintah daerah dengan para tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat.
Boy Rafli menyebut upaya-upaya dialog selalu dibangun oleh pemerintah untuk mengatasi dan mengakhiri berbagai kekerasan di Tanah Papua menuju Papua yang damai dan sejahtera.
Boy Rafli meminta peran aktif para tokoh untuk terus-menerus memperjuangkan dan mendorong terciptanya iklim yang damai dan menjauhkan kekerasan di Tanah Papua.
"Kita sudah menjadi negara demokrasi, tentunya tidak boleh ada kekerasan. Kalau masih ada kekerasan di dalam negara demokrasi, maka pasti indeks demokrasinya bermasalah."
"Kekerasan apa pun hanya mendatangkan hal yang tidak baik, apalagi sampai mengakibatkan kematian bagi pihak lain, sangat tidak dibenarkan."
"Jika itu terjadi berarti perlindungan terhadap warga masyarakat perlu kita tingkatkan lagi," kata Boy Rafli Amar
Kegiatan dialog nasional yang digagas BNPT juga dihadiri Panglima Kogabwilhan III Letjen TNI Agus Rohman, Wakapolda Papua Brigjen Pol Dr Eko Rudi.
Kemudian, Bupati Mimika Eltinus Omaleng, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas, dan perwakilan Pemkab Intan Jaya, Puncak, dan Puncak Jaya.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang