Kepala BPIP Berharap Bahan Mata Ajar Pancasila Secepatnya Masuk Perguruan Tinggi

Kamis, 09 Maret 2023 – 06:48 WIB
Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi saat berbicara dalam Rakernas Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Medan, Rabu (8/3). Foto: Dokumentasi Humas BPIP

jpnn.com, MEDAN - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi berharap mata ajar Pancasila bisa segera diterapkan oleh Kemendikbudristek.

Prof Yudian menyampaikan BPIP sudah menyelesaikan bahan mata ajar Pendidikan Pancasila bagi perguruan tinggi dan sudah siap untuk diedarkan kepada mahasiswa untuk dipelajari.

BACA JUGA: BPIP-Kemendibudristek Berlakukan Buku Mata Kuliah Pancasila di Tahun Ajaran 2023/2024

"Saya sudah menyampaikan kepada Mendikbudristek agar segera dimasukkan dalam bahan mata ajar," kata Prof Yudian Wahyudi saat menghadiri Rakernas Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama, Rabu (8/3).

Dia mengungkapkan bahan mata ajar Pendidikan Pancasila ini nantinya akan dibuat dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris, selain yang sudah ada dalam bahasa Indonesia.

BACA JUGA: Di Depan Ratusan Mahasiswa di Bima, Kepala BPIP Sampaikan Hal Penting Ini, Simak

"Kami menginginkan agar bisa empat kali lipat lebih baik lulusan Nahdlatul Ulama agar tidak tertinggal dengan negara lainnya sehingga bisa menjadi lulusan terbaik," ujar Prof Yudian.

Saat menjadi keynote speaker di depan para rektor Universitas NU se-Indonesia, Kepala BPIP menyampaikan guna merawat dan membangun peradaban perlu dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

"NU tidak boleh terlepas dengan meneladani kelebihan para nabi (Nabi Daud dalam hal strategi perang, Nabi Nuh dalam teknologi perkapalan, Nabi Sulaiman dalam ahli melestarikan flora dan fauna), dengan penguatan melalui SMA IPA, dan jurusan teknik," pesan Prof Yudian.

Sementara itu, Wakil Kepala BPIP Karjono mengajak audiens merefleksikan konsep pembangunan Bung Karno.

Dia menjelaskan pembangunan yang dimaksud oleh Bung Karno, yakni membangun suatu negara dengan membangun teknik, membangun pertahanan, namun yang paling utama adalah membangun jiwa bangsa atau nation and charakter building.

"Orang pintar itu saat disandingkan dengan orang benar, tidak semua orang pintar itu benar, dan tidak semua orang benar itu pintar. Lebih baik jadi orang benar walaupun tidak pintar. Namun akan lebih berbahaya jadi orang pintar, tetapi tidak benar," tegas Karjono.

Karjono menyampaikan dalam Perpres 4 tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan (SPN) sudah ada dalam kurikulum mata ajar Pancasila untuk perguruan tinggi.

Selain itu, Mendikbudristek sudah menetapkan mata ajar Pancasila mulai dari PAUD sampai dengan perguruan tinggi.

"Bahan mata ajar itu (Pancasila) akan sesegera mungkin diimplementasikan sehingga kami sudah menyiapkannya berdasarkan peraturan tersebut," terangnya.

Di sisi lain, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengajak LPTNU mengembangkan ilmu pengetahuan untuk mencapai kemuliaan dalam kehidupan umat manusia pada masa depan.

"Kita punya mandat untuk berjuang agar ilmu pengetahuan kita kembangkan untuk disumbangkan sebagai upaya mencapai kemuliaan masa depan umat manusia," ujar Gus Yahya, sapaan akrab Ketua Umum PBNU.

Rakernas tersebut turut dihadiri pejabat negara dan daerah, mulai dari Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Mendikbudristek Nadim Makarim, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, dan lainnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler