jpnn.com, TANAH LAUT - Kementerian Pertanian kian serius melakukan regenerasi petani serta melahirkan wirausaha milenial dari sektor pertanian.
Bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD), Kementan berupaya menciptakan wirausaha milenial tangguh dan berkualitas melalui Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS). Salah satunya di wilayah Kalimantan Selatan.
BACA JUGA: Sumber Daya Alam di Tanah Laut Kalsel Sangat Melimpah
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan program YESS sangat mendukung dalam pengembangan sumber daya manusia pertanian.
Dedi bersama Bupati Tanah Laut, pimpinan SKPD, serta jajaran BPPSDMP melakukan dialog langsung dengan para penerima manfaat program YESS serta penyuluh pertanian.
BACA JUGA: Ini Dia Si Maling Bermukena, Perhatikan Baik-Baik
“Salah satu fokus BPPSDMP ialah mewujudkan sumber daya manusia yang andal, berdaya saing, serta berjiwa entrepreneur. Dalam mewujudkan hal ini, penyuluh pertanian memiliki andil yang cukup besar. Penyuluh harus mendampingi petani dalam menjalankan usaha taninya,” ungkap Dedi.
Dedi mengatakan sektor pertanian saat ini sudah berbeda, tak hanya berpikir menghasilkan produk pertanian, tetapi juga harus berorientasi bisnis. Sudah saatnya generasi muda turun mengolah lahan pertanian, tentunya dengan cara yang lebih maju dan modern.
BACA JUGA: Istri Dapat Perintah Suami untuk Membohongi Polisi
“Dengan memberdayakan para pemuda tani untuk memanfaatkan sumber daya alam pertanian di pedesaan, secara optimal, profesional, menguntungkan dan berkelanjutan tentunya mereka ini akan siap menghadapi era milenial," ujar Dedi.
Kesiapan yang dimaksudkan oleh Kepala BPPSDMP ini ditunjukkan oleh Siti Aisyah dan rekan-rekannya sesama petani muda di Kabupaten Tanah Laut.
Siti Aisyah, merupakan salah satu petani muda penerima manfaat dari Hibah Kompetitif (HK) program YESS 2021.
“Alhamdulillah hasil panen saya terus meningkat. Pada awal melakukan usaha pertanian yakni budidaya jagung pakan trnak, saya hanya memiliki satu ha. Setelah mendapatkan bantuan HK saya dapat memperluas lahan hingga lima hektare. Saat ini yang ditanami baru empat ha dan diperkirakan per hektarenya menghasilkan 10 ton,” papar Siti.
Senada dengan Siti Aisyah, pemuda dari Desa Ujung Batu RT 13 Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Hairul Effendi sukses mengembangkan usaha budi daya melon.
Petani muda berusia 29 tahun ini mengaku mulai menggeluti budi daya melon sejak 2018.
“Dari yang semula hanya 2.000 tanaman, hingga kini menjadi 5.000 tanaman melon. Saya memilih melon karena melon harganya stabil, jarang jatuh seperti tanaman lainnya,” ujar Hairul. (rhs/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembuang Bayi ke Ciliwung Ditangkap, Pelakunya Pasti Membuat Anda Kaget
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti