jpnn.com, SRAGEN - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong warga agar gotong-royong dalam menangani wabah covid-19.
Termasuk pemerintah kabupaten dan kota di Jateng, agar ikut membantu warganya.
BACA JUGA: 17 Ribu Perempuan Tangguh Jateng Siap Memproduksi Masker Kain
Terutama dengan menyiapkan bantuan sembako ke warga terdampak. Seperti yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sragen. Mereka memberikan bantuan berupa sembako kepada warga terdampak covid-19.
Sasarannya, yaitu mereka yang berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang melaksanakan isolasi mandiri.
BACA JUGA: Khusus Warga Perantau asal Jateng di Jakarta, Wajib Baca Ini!
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, pihaknya menyalurkan bantuan sembako kepada warga yang terdampak.
Pemkab Sragen menyadari akan kebutuhan pangan masyarakat yang harus terpenuhi selama penanganan COVID-19 ini. Jumlah bantuan sembako yang disiapkan mencapai puluhan ribu paket.
"Ada 59 ribu paket yang disiapkan untuk warga terdampak," kata Yuni melalui sambungan telepon pada Minggu (19/4).
Hal yang sama juga dilakukan di Kabupaten Pekalongan. Pemerintah daerah setempat menyiapkan sekitar 73 ribu paket sembako bagi masyarakat terdampak COVID-19.
Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi menuturkan, ribuan paket sembako terdistribusi selama dua kali.
"Yakni April dan Mei," jelas Asip saat dikonfirmasi.
Dia menuturkan, bantuan paket sembako di antaranya diberikan untuk kalangan terdampak. Seperti penjual jajanan sekolah, penarik becak, sopir angkot, dan lainnya.
Asip menuturkan, selain pemkab, bantuan juga dilakukan Gerakan ASN Berbagi, lembaga, CSR perusahaan dan juga Baznas.
Di wilayah Pantura Jateng bagian timur, gerakan berbagi sembako juga dilakukan Pemerintah Kabupaten Pati.
Bupati Pati, Haryanto selaku Ketua Tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 setempat, menuturkan piaknya terus membantu warga yang terdampak.
Bantuan yang sudah disalurkan berupa sembako sebanyak 100 paket dan 1.000 masker.
"Wah berkali-kali. Besok Selasa (21/4) bagi lagi mulai para PKL, tukang becak, penyapu jalan, ojek, sopir angkot dan pelaku seni yang tidak bekerja," terang Haryanto saat dihubungi terpisah. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia