Kepala Daerah Sibuk Dukung Jokowi, Siapa yang Urus Rakyat?

Jumat, 14 September 2018 – 22:45 WIB
Wali kota Bandung, Ridwan Kamil menerima penghargaan Satya Lencana Pembangunan bidang Koperasi dan UMKM dari Presiden Joko Widodo pada Puncak Peringatan Hari Koperasi Nasional di halaman Kantor Gubernur Jambi, Kamis (21/7). Foto: Ridwan/Jambi Ekspres Ilustrasi :

jpnn.com, JAKARTA - Upaya kubu petahana menarik para kepala daerah masuk ke dalam tim pemenangan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, dikritik Ketua Divisi Humas dan Advokasi Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.

Dia menilai yang dilakukan Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - Ma'ruf Amin (TKN Jokowi - Ma'ruf) merupakan pendidikan demokrasi yang tidak baik bagi masyarakat.

BACA JUGA: Muzani Pastikan Kwik Kian Gie Ikut Tim Ekonomi Prabowo-Sandi

"Apa yang dilakukan oleh TKN Jokowi-Ma'ruf menarik-narik kepala daerah untuk masuk menjadi pendukung adalah pendidikan demokrasi yang tidak baik bagi generasi mendatang," kata Ferdinand menjawab JPNN, Jumat (14/9).

Bahkan, lanjut Ferdinand, tindakan itu juga akan merusak etika ketatanegaraan karena kepala daerah itu adalah pemimpin semua kelompok di daerahnya, bukan cuman gubernur, atau bupati dan wali kota kelompok Jokowi.

BACA JUGA: Erick Diprediksi Bakal Kesulitan Mengendalikan Senior Partai

Sebab, katanya, bisa saja ada pendukung Prabowo yang memilih kepala daerah tersebut dan tiba-tiba sekarang dia harus meninggalkan aspirasi pemilihnya. Di sinilah tidak baiknya.

"Apa jadinya jika presiden sibuk mengurus dirinya sebagai capres dan kepala daerah sibuk urus presiden yang sedang nyapres? Lantas siapa yang urus rakyat?," tegas Ferdinand mempertanyakan.

BACA JUGA: Hasto Tuding Kubu Prabowo-Sandi Demen Beridentitas Asing

Di sisi lain, tambahnya, mereka para kepala daerah dibayar dari pajak rakyat, bukan cuman dari pajak pendukung Jokowi. Karena itulah dia memandang upaya yang dilakukan TKN Jokowi-Ma'ruf sesuatu yang tidak tepat.

"Saran kami sebaiknya semua kepala daerah tidak terlibat secara langsung dalam tim pemenangan. Mendukung boleh saja tapi tidak boleh masuk dalam tim pemenangan. Kasihan rakyat tidak ada yang urus," pungkasnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Konon Gubernur Maluku Terpilih juga Siap Dukung Jokowi


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler