jpnn.com - SAMARINDA-Unit Reskrim Polsekta Sungai Kunjang, Samarinda, menemukan fakta baru kasus perampokan di Indomaret Jalan Ir Sutami, Senin (20/8) dini hari. Ini berdasar hasil interogasi terhadap tiga tersangka yang sudah diamankan, dua hari lalu.
“Otak pelaku, ialah Rizky (25). Ya, selain bertugas menjadi kepala toko, dia juga merencanakan perampokan tersebut,” ucap Kapolsekta Sungai Kunjang Kompol Harun Purwoko.
BACA JUGA: Lempar Kerikil ke Biduan Dangdut Berujung Maut
Dia menjelaskan, ketika Pranoto (29), manager Indomaret di Jalan Ir Sutami, melaporkan perampokan usai kejadian, sekitar pukul 07.00 Wita, bersama dengan para pramuniaga yang jadi korban, termasuk Rizky, polisi memang sudah mulai curiga dengan keterangan yang diberikan Rizky.
Terlebih lagi saat petugas melihat rekaman closed circuit camera (CCTV) perampokan yang berdurasi 1 menit 35 detik di Mapolsekta Sungai Kunjang. Dari video tersebut, terlihat jelas bagaimana aksi perampokan dimulai.
BACA JUGA: Ini Contoh Kasus Siswi Terjerat Prostitusi
“Keterangan Rizky, saat itu dia ditodong dengan menggunakan pistol oleh salah satu tersangka dan dia sangat ketakutan. Namun, dari video yang kami lihat, gelagatnya sangat bertolak belakang,” papar Harun.
Selain itu, kata dia, kunci brankas tersebut sudah disiapkan dari awal, bahkan tanpa dikomando dia langsung menuju bagian belakang kantor menuju brangkas. Selain itu, sewaktu kedua perampok keluar dari swalayan, Rizky malah terlihat santai.
BACA JUGA: Kepala Dicelurit, Motor dan HP Amblas
Karena itu, setelah korban melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ditemukan kejanggalan. Kejanggalan itu lantas disandingkan dengan fakta di lapangan.
Informasi yang dihimpun, ketiga pelaku, Rizky, Andrias (29), dan Dimas (27) berasal dari Jawa. Ketiganya merupakan karyawan Indomaret. Rizky merupakan kepala toko di Indomaret di Jalan Ir Sutami.
Sedangkan, Dimas dan Andrias merupakan karyawan Indomaret di Jalan Suryanata. Hingga saat ini, baru mereka bertiga yang dijadikan sebagai tersangka. Dua pistol yang digunakan untuk “bersandiwara” dibeli dengan harga Rp 200 ribu.
“Belum ada (tersangka lain), baru mereka. Kalau perampokan di Jalan M Yamin, ketiganya tak terlibat. Kami akan terus lakukan penyelidikan,” katanya. Dia menambahkan, uang hasil curian Rizky cs Rp 41,8 juta.
Kepada Polisi, Rizky mengakui semua perbuatannya, termasuk drama perampokan tersebut. Dia mengatakan, kalau terpaksa melakukan hal tersebut lantaran terdorong alasan keuangan. Dia mengetahui perampokan dengan cara begitu sebelumnya dari Jawa. Dan umumnya, pelaku lama baru bisa terungkap. Karenanya, dia berani melakukan tersebut di Samarinda. “Ya itulah. Saya menyesal,” sebutnya.
Sementara itu, Andrias alias Andre mengaku, perampokan didasari masalah ekonomi, yakni biaya persalinan istri yang masuk usia kandungan delapan bulan. “Saat ini istri saya sedang hamil dan tidak lama lagi akan melahirkan anak pertama. Saya butuh biaya persalinan dan ongkos pulang kampung ke Situbondo untuk menemani istri,” ujarnya.
Dorongan ekonomi itulah yang membuat Andre mempunyai niat merampok brankas tempat dia bekerja. Bak gayung bersambut, idenya didukung rekannya selaku kepala toko Indomaret di Jalan Ir Sutami, yaitu Rizky.
“Saat bersama Rizky saya kasih tahu kalau saya butuh uang untuk biaya persalinan dan pulang kampung. Tanpa berpikir panjang akhirnya kami menyepakati untuk merampok brankas. Karena Rizky mengatakan memegang kunci selaku kepala toko. Kami pun membeli korek gas berbentuk pistol di sebuah mal di Samarinda,” ujar pria ini sambil tertunduk. Setelah memiliki pistol, Andre kembali menuturkan, mereka beraksi saat jadwal shift Rizky yaitu Senin pagi.
Terpisah, Dimas juga mengakui hal serupa dengan kawan-kawannya yang lain. Dia mengatakan bila Rizky mengajaknya untuk melakukan perbuatan tersebut dan dia dijanjikan akan diberikan upah. “Saya cuma diajakin. Rizky yang merencanakan semuanya,” ujarnya.
Pernyataan, dari Dimas didukung dari sumber harian ini, salah satu karyawan Indomaret. Menurut penuturan karyawan yang juga rekan kerja tersangka, ketiganya merupakan pramuniaga asal Jawa Timur yang diperbantukan. “Karena kami di Samarinda masih baru, mereka yang membimbing,” ujarnya, yang tidak mau namanya disebut.
Akhir-akhir ini, Dimas disebutnya terlihat seperti orang kebingungan. Dia kerap mengeluhkan uang lembur yang belum juga dibayarkan. “Mungkin karena itu dia nekat merampok,” terangnya.
Dia menyebut bahwa para karyawan Indomaret tidak kesulitan mengenali tiga tersangka setelah melihat rekaman CCTV. Terlebih melihat pakaian yang dikenakan pelaku. “Motornya saja ketahuan, karena motor yang dipakai merampok juga dipakai sehari-hari bekerja,” tandasnya.
Seperti yang diwartakan, hanya berselang 24 jam, dua Indomaret di Samarinda digasak kawanan perampok. Pertama, garong beraksi di Indomaret yang buka sehari-semalam di Jalan M Yamin, Minggu (18/8), pukul 02.30 Wita.
Senin (20/8), pada kurun waktu yang sama, pukul 02.45 Wita, giliran Indomaret di Jalan Ir Sutami, Kecamatan Sungai Kunjang, disambangi rampok. Perampok di Indomaret Jalan M Yamin hingga kini belum terungkap. (*/ypl/*/riz/edw/far/k1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bongkar Judi Online Rp 1 Miliar Sebulan
Redaktur : Tim Redaksi