Kepemimpinan Transglobal Mampu Tingkatkan Produktivitas

Sabtu, 03 November 2018 – 10:00 WIB
Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono memberikan pengarahan kepada peserta Reform Leader Akademi (RLA) Angkatan XVI Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Jakarta (2/11).

Pendidikan dan Latihan RLA ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas reformasi birokrasi di Indonesia.

BACA JUGA: Sempat Tegang, IGR4 Berhasil Lahirkan Deklarasi Bali

Di hadapan 25 peserta dari berbagai daerah, Bambang memberikan contoh saat dia bekerja. Pernah suatu waktu ketika diberi amanat menjadi pemimpin, dirinya melihat ada yang tidak tepat jika satu peraturan hanya menjadi suatu peraturan bersama.

Dia kemudian mendorong peraturan bersama tersebut menjadi peraturan presiden.

BACA JUGA: Sistem Informasi Legalitas Kayu Lolos Menjadi Top 40 Inovasi

Bambang bercerita tentang Desertasi Doktornya yang membahas tentang kepemimpinan transglobal. Menurutnya, kepemimpinan transglobal adalah kepemimpinan berdasarkan kecerdasan, dan ini berbanding lurus dengan produktivitas.

Dalam desertasinya, Bambang menguji pengaruh kepemimpinan transglobal Kepala Daerah melalui pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan good forest governance terhadap produktivitas hutan produksi pada HTR.

BACA JUGA: Lewat Bali Declaration, Indonesia Ajak Dunia Selamatkan Laut

Menurut Sekjen Bambang Hendroyono, kepemimpinan berlandaskan spiritual, intelektual, emosional, ditambah inteligensia global, bisnis dan sosial budaya mampu meningkatkan produktivitas hutan secara ekonomis, efektif dan efisien.

Enam kecerdasan yang disebutkan Bambang bisa menjadi dasar untuk membentuk seseorang menjadi pemimpin yang kuat.

Ketika 6 kecerdasan itu dapat dimiliki oleh seorang pemimpin, akan menciptakan 5 perilaku.

Pertama, pemimpin itu akan tahan terhadap ketidakpastian. Kedua akan membangun tim kolaborasi untuk menyelesaikan tantangan pekerjaan.

Ketiga, dia akan bersifat fleksibel pragmatis, dan empatinya luar biasa terhadap sesama.

Keempat adalah visioner, respons prespektif ke masa depan. Kelima, dia mempersiapkan pemimpin berikutnya berorientasi pada talenta.

"Pemimpin harus bisa melihat kondisi saat ini. Kemudian bisa merencanakan kondisi yang diharapkan secara ideal," tutur Bambang

Gap antara kondisi saat ini dengan harapan ke depan memungkinkan para pemimpin untum membuat inovasi kebijakan. Bambang juga memberikan tips motivasi dalam bekerja sehari-hari.

Dalam bekerja harus mengetahui banyak hal dengan cara banyak belajar. Kemudian harus dapat merasakan dan menganalisis permasalahan. Terakhir adalah mulai bergerak untuk bekerja melakukan perubahan.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Target 70 Persen Sampah Laut Berkurang


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler